“Kupiq Huluq”, Si Manis Liberika dari Desa Tanjung

Umumnya, kopi yang ditanam di Indonesia berjenis arabika atau robusta. Namun, kopi yang ditanam petani Kelompok Kopi Tanjung berbeda, mereka menanam kupiq huluq. Kopi ini disebut dengan “huluq” karena lokasi menanamnya ada di daerah hulu sungai yang melintasi Desa Tanjung, Kec. Jelai Hulu, Ketapang, Kalimantan Barat.

“Ada ciri khas rasa dalam secangkir kupiq huluq,” ujar Henny, staf PSE Caritas Ketapang.

Kupiq huluq sebenarnya merupakan varietas kopi jenis liberika. Jenis kopi ini digadang-gadang memiliki karakteristik yang unik, dibanding arabika atau robusta. Sebagai kopi paling populer ketiga, liberika memiliki karakteristik khas dan otentik yaitu aromanya yang fruity.

Kekhasan inilah yang ditemukan Kelompok Kopi Tanjung. Henny menuturkan, hasil panen kupiq huluq dari kelompok ini sangat memuaskan. Saat musim panen tiba, petani bisa memanen kopi ini sebanyak dua sampai tiga kali dalam dua minggu.

Staf PSE Caritas Keuskupan Ketapang datang mengunjungi Kelompok Kopi Tanjung

“Kendala selama ini yang dihadapi adalah kurangnya tenaga kerja untuk panen kopi dan tidak adanya fasilitas yang memadai untuk mengolah kopi, salah satunya mesin kopi,” ujar Henny.

Kesulitan ini kemudian diatasi dengan bantuan pengadaan mesin pengolahan kopi dari PSE-Caritas Ketapang. Dengan bantuan ini, petani sangat terbantu dalam mengolah kopi liberika.

“Bantuan ini menjadi motivasi bagi pemilik kopi lainnya untuk ikut serta bergabung dengan kelompok kopi ini,” ujar Henny.

Kisah keberhasilan Kelompok Kopi Tanjung ini bermula dari kajian Asset Based Community Development (ABCD) yang diadakan di Paroki Santa Maria Assumpta Tanjung, Keuskupan Ketapang. Salah satu rekomendasi dari hasil kajian ini adalah membentuk Kelompok Kopi Tanjung yang hingga saat ini sudah memiliki 10 anggota petani kupiq huluq.

Hasil dari pemetaan aset dan potensi tersebut, kelompok dapat melihat adanya peluang dari budidaya kupiq huluq ini. Permintaan pasar untuk komoditas kupiq huluq ini masih sangat terbuka, namun stok di pasar kopi lokal masih sangat kurang. Untuk itu, apabila produksi kupiq huluq meningkat, hasilnya akan sangat dinantikan pasar.

Proses penjemuran kopi untuk memperbanyak stok kopi kering yang nantinya siap untuk di olah dengan proses selanjutnya

Darmono, salah seorang petani, menceritakan keunggulan lain dari produksi kupiq huluq ini adalah karena proses produksinya yang masih tradisional. Cara ini dapat menghasilkan citarasa kupiq huluq yang khas.

“Kopi lokal yang diproduksi langsung oleh kelompok dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat setempat dengan rasa yang khas,” ujar Darmono.

Melalui pendampingan ini, PSE Caritas Ketapang berharap Kelompok Kopi Tanjung dapat menemukan potensi-potensi lain dalam pengolahan kopi. Agar supaya masyarakat setempat dapat bangkit dan berdaya menemukan sumber ekonomi baru.

Puspita Heniwati Yuliani, Staf  PSE Caritas Keuskupan Ketapang

2 Comments
  • puravive reviews
    Posted at 05:18h, 28 February Reply

    This entrance is fabulous. The magnificent substance reveals the maker’s energy. I’m shocked and anticipate more such mind blowing sections.

  • temp mail
    Posted at 02:22h, 02 March Reply

    This website is astounding. The radiant substance uncovers the administrator’s excitement. I’m awestruck and envision more such extraordinary presents.

Post A Comment