
01 Dec Saling Mendukung dalam Pelayanan Kemanusiaan di Cianjur
Seperti biasa, setiap pagi pukul 07.30 seluruh relawan yang terlibat di Pos Pelayanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus Cianjur melakukan apel pagi sebelum turun ke lokasi pelayanan.
Kemarin, Rabu 30-11-2022, mewakili Deputi Bidang Penanggulangan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setiawan S.I.P, Bp. Iwan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pos Pelayanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus Cianjur atas bantuannya dalam mendukung upaya penanggulangan darurat di Cianjur dan sekitarnya.

“Tetap semangat, jaga kesehatan. Saling mendukung dan melengkapi tiap bidang, saling bahu membahu dengan pemerintah, saling berkoordinasi dengan Posko di Pendopo Kabupaten Cianjur,” pesan Bp. Iwan.
Salah satu relawan yang terlibat di Pos Pelayanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus Cianjur adalah seorang Suster dari Tarekat Puteri Kasih yang berasal dari Kediri Jawa Tengah, Sr. Mayang Puteri Kasih, di bagian logistik dan psikososial.
“Saya kagum dan bangga dengan umat di Paroki St. Petrus ini. Meski merupakan paroki kecil tetapi semua umat terlibat. Orang Muda, para ibu, Pastor, dan Dewan Pastoral sigap untuk membantu warga terdampak”, ungkap Sr. Mayang.

“Meskipun mereka juga warga terdampak tapi satu hati, bersama-sama saling membantu”, lanjutnya.
Gempa Lombok memberinya pengalaman berharga dalam melakukan respon kebencanaan. Saat itu Sr. Mayang bertugas di bagian logistik. “Ini menjadi pelajaran berharga yang dapat diterapkan pada respon di Cianjur” kata Sr. Mayang.
Ketika awal gempa terjadi, Sr. Mayang datang bersama Sr. Angela, bergabung di Pos Pelayanan Kemanusiaan dan membantu di bagian logistik. “Tampak belum tertata dengan baik. Lalu saya berinisiatif untuk menatanya sehingga memudahkan pencarian barang,” Sr. Mayang menjelaskan.
Bukan kecepatan yang dibentuk tetapi bagaimana ketepatan dan akurasi bantuan yang kita berikan sesuai dengan kebutuhan warga terdampak menjadi prinsip Sr. Mayang dalam mengerjakan tugas yang dipercayakan kepadanya.
Ketika ditanya apa yang masih harus diperbaiki di Pos Pelayanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus ini, Sr. Mayang mengatakan bahwa ketika Tim Kajian melakukan kajian, sebaiknya sampai mendapatkan data terpilah dan mendorong warga untuk dapat berkolaborasi dan terlibat dalam mendistribusikan bantuan. Selain itu, bagian logistic sebaiknya dibagi menjadi beberapa tim sehingga ada pergantian jam kerja.

Sr. Mayang mengungkapkan, “Bangga karena tim di pos pelayanan ini, meski relawannya datang dari berbagai kelompok atau komunitas namun tidak mengibarkan benderanya, sama-sama mau bekerja dan bergerak bersama. Hal ini yang kadang membuat hati saya berat untuk pulang dan berpisah.” Senada dengan Sr. Mayang, Sr. Angela yang sudah cukup berpengalaman dalam melakukan tanggap darurat dan menjadi Koordinator Tanggap Bencana Tarekat Puteri Kasih menyampaikan, “Saya merasa kekeluargaan sangat kuat, meski gereja kecil atau minoritas tapi gerakannya sungguh dirasakan warga masyarakat.” “Mulai dari WKRI, OMK, Pastor Paroki dan DPP semua bergerak,” tandasnya.
Gereja selalu berupaya menyebarkan kasih melalui dari berbagai elemen tanpa membawa bendera masing-masing dan tetap pada satu atap. Kita mencintai pewartaan gereja sehingga satu bahasa saat gerak. Gereja mewartakan kasihnya satu untuk semua.
Rasa lelah tidak terasa saat berada di lokasi terdampak terlebih melihat anak-anak yang terdampak tetap ceria di situasi saat ini. “Tidak lelah hatinya mewartakan kasih kepada orang-orang yang menderita. Mereka menerima kita dengan baik. Caritas adalah milik gereja dan selalu mensupport hingga tuntas” tuturnya. (ys, mdk)
No Comments