
03 Dec Catatan dari Kampung Baros, Cianjur
Perhatian pemerintah maupun lembaga-lembaga kemanusiaan banyak tertuju ke Kecamatan Cugenang, pusat episentrum gempa dangkal dengan kedalaman 10 km dan berkekuatan 5,6 yang terjadi pada 21 November 2022. Gempa ini memakan banyak korban jiwa dan luka-luka, termasuk kerusakan rumah dan infrastruktur lainnya.
Sabtu (3/12/2022), tim Caritas Regio Jawa dalam koordinasi Caritas Keuskupan Bogor melakukan kajian mendalam ke Paroki Maria Bunda Para Malaikat, yang berlokasi di Kecamatan Pacet, Cipanas Cianjur. Caritas mendapat amanat untuk melakukan kajian mendalam ke umat paroki yang terdampak dan warga di sekitarnya. Ada 2 dari 11 lingkungan yang terdampak gempa di wilayah Paroki Maria Bunda Para Malaikat Cipanas; Lingkungan St. Fransiskus Asisi dan Lingkungan St. Yakobus. Untuk memudahkan kajian mendalam, tim Caritas Regio Jawa dibagi menjadi 3 kelompok untuk memudahkan kajian mendalam.

Kelompok 1 dibawah pimpinan Bpk Yohanes Suprihatino (Ketua Lingk. St. Fransiskus Asisi) meluncur ke Desa Nyalindung, Kecamatan Cugenang untuk menemui Keluarga Bpk Bangun Ari dan Ibu Yan Anggraeni. Kelompok 2 dipandu Ibu Yuliana Muryati menyisir Kampung Pacet, Kampung Baros, Kampung Cigombong dan Kampung Pasir Cina, Kecamatan Pacet yang masuk lingkungan St. Fransiskus Asisi. Tim Caritas tidak hanya bertemu dengan umat, tapi juga warga masyarakat lain yang juga terdampak.
Kelompok 3 dipandu Pak Sugianto dan Ibu Santi (Ketua lingkungan St. Yakobus) menyisir daerah Dusun Seprah, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, dan Dusun Simpang, Desa Cibodas Kecamatan Pacet. Ada 3 KK yang terdampak gempa di lingkungan St. Yakobus. Setelah melakukan kajian di lokasi masing-masing, Tim kajian dari Caritas lalu menuju Kampung Baros, Desa Ciherang untuk bertemu dengan Pak Nasrudin Ketua RT 03/RW 10 yang merupakan Koordinator Pos Pengungsian warga RT 01, RT 02 dan RT 03, dari RW 10, Kampung Baros.
Karena Pak RT tidak berada di tempat, tim bertemu dengan Muhidin salah satu pengurus Pos Pengungsian, yang memberikan informasi bahwa Pak RT dan beberapa warga sedang melakukan perbaikan saluran air di kaki Gunung Gede yang rusak akibat pergeseran tanah karena gempa. Selain kajian mendalam, tim Caritas pun melakukan kegiatan psikososial bersama anak-anak di pos pengungsian Kampung Baros.

Di pos pengungsian RW 10 Desa Ciherang, Kecamatan Pacet ini ada 1.204 jiwa atau 375 kepala keluarga, terdiri dari 560 laki-laki dan 644 perempuan. Lansia ada 51, balita ada 99, anak-anak sebanyak 113 dan 11 ibu hamil. Satu hal yang menarik dari tata kelola pos pengungsian ini adalah adanya tenda pengungsi khusus untuk ibu yang sedang menyusui dan balita serta terbebas dari asap rokok.
Umat paroki yang mendapat kunjungan tim Caritas merasakan adanya kehadiran Gereja di tengah persoalan yang mereka hadapi saat ini. Lebih luas lagi, ini adalah kesempatan Gereja untuk hadir di antara warga masyarakat yang sedang menderita akibat gempa bumi. Menurut Bangun Ari, seorang umat di lingkungan St. Fransiskus Asisi yang juga warga terdampak, gempa ini merusak rak-rak tempat menanam jamur merang. Ia menyatakan bahwa peristiwa ini juga menjadi sarana bagi dirinya untuk menolong warga masyarakat lain yang juga terdampak.
No Comments