Ada Ketulusan di Cianjur

Gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada 21 November, untuk sebagian besar orang, menjadi bencana alam pertama yang dialami secara langsung. Salah satunnya adalah Agnes Mega E Sinurat (Agnes), aktifis Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Petrus Cianjur, Keuskupan Bogor yang baru saja lulus dari Fakultas Hukum Universitas Surya Kencana Cianjur.

“Sedih rasanya melihat dan mengetahui teman, sahabat, dan kerabat serta warga masyarakat banyak yang menderita karena gempa ini,” kata Agnes, yang juga Ketua OMK di Paroki St. Petrus Cianjur ini. Bersama beberapa teman OMK, ia segera bergabung bersama para relawan di Pos Layanan Kemanusiaan di paroki tersebut.

“Meskipun ini adalah yang pertama, tapi saya gembira karena mendapatkan banyak pengetahuan dan bertemu dengan banyak orang yang baru saya kenal dan berkehendak baik untuk membantu warga Cianjur yang terdampak bencana,” tambahnya. Awalnya Agnes merasa khawatir tidak dapat menjalankan kepercayaan dari Pastor dan tim yang menempatkannya sebagai kepala logistik di pos kemanusiaan itu. Namun Pastor Paroki terus memberikan arahan kepadanya dan beberapa anggota OMK, agar mencatat dan mengatur keluar masuk barang-barang bantuan.

Agnes di Pos Layanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus, Cianjur (Dok. Caritas Regio Jawa)

“Saya mesti banyak belajar dan sabar dalam menjalankan tugas sebagai kepala gudang atau logistik, karena bertemu orang-rang dengan karakter dan keinginan yang berbeda-beda,” ujar Agnes. Keinginannya untuk belajar dan melihat secara langsung semangat para relawan yang terlibat dalam  pekerjaan kemanusiaan ini, membuat Agnes bersemangat untuk terus melayani.

“Ada rasa bahagia yang tak ternilai harganya, ketika melihat orang lain yang kita bantu merasa bahagia,” ungkapnya. “Meski capek, tapi dapat rasa yang tak ternilai harganya ketika melihat orang lain bahagia,” tambahnya.

Selain Agnes, ada juga Brigitta Dwi Suryaningrum (Gita), yang terlibat di bagian logistik di pos layanan kemanusiaan itu. Mahasiswi semester 7, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung ini juga salah satu warga paroki yang turut terdampak oleh gempa bumi Cianjur. Meski ia dan keluarganya turut terdampak, namun hal itu tidak membuat ia dan keluarganya larut dalam kesedihan.

“Tak menyangka kalau akan terjadi gempa di Cianjur, karena selama ini kita tinggal aman dan damai saja. Kaget dan sedih bercampur jadi satu” ungkap Gita. Walaupun tidak terjun langsung ke lapangan membantu warga yang terdampak bencana, Gita tetap merasa bahagia.

Gita di Pos Pos Layanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus, Cianjur (Dok. Caritas Regio Jawa)

“Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya, saat barang-barang dari gudang logistik sampai ke tangan para penerima manfaat dan itu membantu mereka untuk bisa bertahan hidup,” ungkap Gita. Bertemu orang-orang baru dan pengalaman baru menjadi suntikan semangat baginya untuk semakin total dalam melayani warga terdampak gempa Cianjur. Sambil mengikuti kuliah secara daring, Gita tetap hadir dan aktif bersama teman-teman OMK St. Petrus lainnya di pos layanan kemanusiaan di paroki. Bekerja bersama dengan orang lain yang satu hati dapat mengusir rasa capek. “Jangan pernah lelah bekerja di ladang Tuhan,” pungkas Gita. (ysubay/mdk)

Tags:
,
No Comments

Post A Comment