Bagi petani menanam, merawat tanah, memanen bukan sekedar menyediakan kebutuhan pangan. Lebih dari itu ada relasi dengan yang Illahi, sesama, dan alam semesta. Maka, ketika terjadi perampasan lahan pertanian, bukan sekedar memutus mata pencaharian mereka tetapi lebih dari itu ada juga pemutusan kehidupan fisik maupun spiritual.
Hal ini tergambar jelas dalam perjuangan petani Teluk Jambe, Karawang selama 8 bulan untuk mendapatkan hak hidup mereka sebagai petani. Perjuangan yang tanpa lelah dalam mendapatkan kembali hak-hak mereka lewat penyampaian aspirasi untuk mengais keadilan. Aksi dilakukan di depan Gedung DPR-RI dan hasilnya ada kunjungan anggota DPR RI Komisi II ke Teluk Jambe dan keputusan moratorium untuk PT. Lestari Pertiwi. Namun, putusan moratorium tersebut tidak dihiraukan oleh perusahaan yang terus berkegiatan melakukan perataan dan pemagaran lahan. Akhirnya para petani mulai tanggal 25 April hingga 1 Mei 2017 melakukan aksi “kubur diri” di depan Istana dan di pintu barat Monumen Nasional, dekat patung kuda. Lihat juga: http://karina.or.id/kita-tidak-diam-untuk-mereka/
Wakil Petani Dipanggil Presiden
Akhirnya, sebanyak 10 perwakilan petani dari Teluk Jambe, Karawang, dipanggil menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Presiden pada tanggal 3 Mei 20017. Pertemuan dilakukan secara tertutup. Presiden berjanji akan mengambil solusi untuk petani selama tiga hari. Pada 5 Mei 2017, setelah pertemuan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, keputusannya adalah:
Keputusan tersebut merupakan awal dari buah perjuangan dalam mengembalikan hak-hak kehidupan petani Teluk Jambe. Selama memperjuangkan hak-hak mereka 200 lebih warga ditampung oleh PP. Muhammadiyah di Posko Al-Maun, bertempat di Masjid Al Isiqomah, Jl. K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pihak Muhammadiyah terus memberikan pendampingan advokasi dan hukum.
“Sampaikan pamit kami dan terimakasih kepada teman-teman KARINA ya Bu, dan maafkan kami telah merepotkan,” kata seorang ibu petani sambil mengusap air matanya kepada Theresia Kushardini (Dini), staf KARINA. Bapak Budiyono (salah satu perwakilan petani) yang tidak sempat bertemu KARINA, kirim pesan lewat ponsel kepada Dini, “Terimakasih atas bantuannya, kami tentu merindukan teman-teman (KARINA) di Jakarta. Harapan kami, setelah kami nanti ke kampung teman-teman bisa menengok kami ya Bu.”
Napak Tilas Patung Tani
Pada Sabtu, 6 Mei 2017, 200 lebih petani termasuk anak-anak dan ibu-ibu memulai perjalan pulang ke Karawang dengan napak tilas berjalan kaki di Posko Al-Maun, Tanah Abang ke Tugu Tani. Sesampainya di Tugu Tani mereka berjalan mengelilingi taman Tugu Tani lalu berkumpul di bawah Patung Tani untuk mengungkapkan harapan-harapan mereka. Ini mengingatkan akan sosok patung seorang ibu yang mendukung anaknya pergi berperang demi kemerdekaan dan tanah airnya. Patung Tani yang berada di Tugu Tani tersebut menggambarkan bagaimana sang ibu membekali anaknya dengan makanan dan harapan.
Di tengah perjalanan yang panas oleh terik matahari ada seorang polisi membagikan aqua kepada mereka yang lelah dan kepanasan dalam perjalanan. Puluhan polisi membantu menyeberangkan para petani di Bundaran HI, dari arah Kebon Kacang ke Jl. Imam Bonjol. Di tengah gedung-gedung pencakar langit dan hiruk-pikuk lalulintas pusat ibukota Jakarta, terlihat pemandangan kontras barisan mengular para petani mengenakan caping. Seolah mau mengingatkan kepada kita akan jasa para petani dalam menyokong kehidupan semua orang, termasuk kehidupan masyarakat perkotaan.
Mereka memang sudah kembali ke Karawang, namun masih tinggal di tempat penampungan sementara, sampai ada penyelesaian yang permanen. Proses penyelesaian masalah mereka tentu akan terus dipantau dan ditunggu oleh para petani itu sendiri.
Asistensi Kemanusiaan KARINA – Caritas Indonesia
Pendampingan yang dilakukan oleh KARINA – (terulis Caritas KWI) dimulai pada tanggal 20 Maret, ketika mereka evakuasi dari Gedung PP Muhammadiyah Menteng ke Masjid Al Isiqomah, Jl. K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Posko Al Maun). Posko ini dikoordinir oleh Muhammadiyah. KARINA mengisi kesenjangan kebutuhan yang tidak dipenuhi oleh lembaga-lembaga maupun individu lain yang peduli dengan penyintas Teluk Jambe. Hingga 8 Mei 2017, KARINA telah membelanjakan bahan makanan dan kebersihan pribadi senilai Rp. 69.015.400,-. “KARINA luar biasa membantu petani Teluk Jambe Karawang, mudah-mudah selalu membawa berkah dan selalu konsisten dalam advokasi kemanusiaan, “ pesan Bang Irul MDMC Muhammadiyah.
Untuk intensi ini, KARINA telah menerima sumbangan dari para donatur sebesar Rp. 29.850.000. KARINA mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur berikut ini:
Total Rp. 29.850.000
Catatan:
Kami mohon maaf kalau ada penulisan yang kurang tepat. Kami dengan senang hati menerima masukan dan komentar, mohon disampaikan lewat e-mail kami info@karina.or.id
Kita semua berharap agar janji Bapak Presiden diimplementasikan dengan sebaik-baiknya oleh bawahan-bawahannya. Sehingga mereka bisa tenang memulai hidup kembali. Anak-anak mereka bisa kembali menikmati keceriaan di bangku sekolah setelah hampir setahun putus sekolah dan terkatung-katung. Sungguh perjalanan peziarahan hidup yang membuat para ibu banyak yang meneteskan air mata. Tetap semangat ibu-ibu, anak-anak, bapak-bapak warga petani Teluk Jambe! Semoga bisa mendapatkan kembali tanah dan tempat tinggalmu. Karena kepadamulah kami menggantungkan hidup kami. Pun kalau kami kaya raya bergelimang harta, namun tanpa kamu-kamu semua kami mati kelaparan. *** (DN & AS)
Jl. Matraman No. 31
Kelurahan Kebon Manggis
Kecamatan Matraman
Jakarta Timur, 13150
Telp : (+62-21) 8590 6534, 8590 6540
Fax : (+62-21) 8590 6763
Email : info@karina.or.id
Facebook : Caritas Indonesia-KARINA
Twitter : @Caritas_ID
Bank BCA
Account No : 288-308-0599
Atas nama : YAY KARINA
Cabang: Puri Indah, Jakarta