Saat ini Kabupaten Sumba Barat Daya masih dihadapkan pada tantangan besar dalam penanganan stunting. Berdasarkan data tahun 2023, prevalensi stunting di wilayah ini mencapai 32%, angka yang masih jauh di atas target nasional. Menanggapi situasi tersebut, Caritas Indonesia bersama Caritas PSE Keuskupan Weetebula, mencanangkan Program Kesehatan Dan Nutrisi di Kecamatan Kodi Utara untuk mendukung penurunan angka stunting dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai kegiatan, seperti pemberian makan bergizi [PMG], edukasi/promosi kesehatan, serta pengadaan sumber air bersih. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka stunting dapat ditekan secara signifikan sehingga generasi mendatang dapat tumbuh lebih sehat, kuat, dan berkualitas.
Pada Sabtu, 14 Desember 2024, Caritas Pse Keuskupan Weetebula bekerjasama dengan Caritas Indonesia menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Promosi Kesehatan melalui Kegiatan Pastoral di wilayah Paroki Andeate sebagai salah satu kegiatan Program tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umat Katolik, khususnya di Paroki St. Paulus – Ande Ate, tentang pentingnya menjaga kesehatan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting pada anak-anak.
Sosialisasi ini dilaksanakan di kompleks Susteran Amalkasih Darah Mulia [ADM] – Ande Ate, Desa Bukambero, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya dan dihadiri oleh 14 orang Pembina Umat yang berada di wilayah Paroki St. Paulus – Ande Ate, 3 orang Suster Amal kasih Mulia (ADM) dari Komunitas Andeate, dan 8 orang mahasiswa Universitas Katolik Weetebula yang sedang melaksanakan KKN di wilayah Paroki Ande Ate.
Rm. Titus Djago, Pr., selaku Pastor Paroki membuka Kegiatan Sosialisasi Promosi Kesehatan
Acara dibuka secara resmi oleh Pastor Paroki, Rm. Titus Djago, Pr. Dalam sambutannya, Rm. Titus menekankan pentingnya aksi nyata dalam mendukung kesehatan masyarakat. Beliau menegaskan bahwa pendampingan yang terfokus pada pencegahan stunting merupakan bentuk cinta kasih yang konkret dan tanggung jawab bersama untuk masa depan anak-anak.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, peserta diberikan materi edukatif berupa buku bertema “Promosi Kesehatan Pencegahan Stunting Sebagai Perwujudan Cinta Kasih”. Buku ini menyajikan lima subtema utama yang relevan dan aplikatif:
1. Pentingnya membangun dasar yang kuat – Menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam memastikan anak mendapatkan hak tumbuh kembang yang optimal.
2. Mencintai dan melindungi kehidupan sejak dini – Mendorong perhatian terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir sebagai langkah awal mencegah stunting.
3. Memberi makanan bergizi untuk tumbuh kembang anak – Mengedukasi pentingnya asupan nutrisi yang seimbang guna mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif anak.
4. Menjalankan pola asuh yang baik dan penuh perhatian – Menyoroti pentingnya peran orang tua dalam memberikan kasih sayang, perhatian, dan stimulasi positif bagi anak.
5. Perilaku hidup bersih dan sehat sebagai tindakan iman – Mendorong kebiasaan hidup sehat yang tidak hanya bermanfaat secara fisik, tetapi juga sebagai wujud syukur atas anugerah kehidupan.
Direktur Caritas PSE Keuskupan Weetebula, Pater Agustinus Waluyo, CSsR, menjelaskan bahwa program kesehatan dan nutrisi telah memasuki tahun kedua. Program ini dilaksanakan di 3 Paroki yakni; Paroki St. Paulus – Ande Ate, Paroki Mangganipi, dan Paroki Homba Karipit. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan Pemeruntah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya, Puskesmas Kori dan Puskesmas Bilacenge serta pemerintah desa setempat.
Pada kesempatan yang sama, Rm. Oman, Pr, salah satu fasilitator kegiatan menegaskan bahwa kegiatan ini berakar kuat pada ajaran Kitab Suci yang menekankan pentingnya kasih dan tanggung jawab terhadap anak-anak sebagai wujud cinta kasih kepada Tuhan. Beliau menambahkan bahwa perhatian terhadap anak-anak, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar seperti gizi dan kesehatan, merupakan panggilan moral bagi seluruh umat.
Sementara fasilitator lainnya yakni , Sr. Yudith, ADM, menekankan bahwa promosi kesehatan harus dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, lalu dilanjutkan ke tingkat basis dan lingkungan yang lebih luas. Dengan membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan, generasi muda dapat tumbuh menjadi pribadi yang sehat, kuat, dan berkualitas, siap mewujudkan masa depan yang lebih cerah.
Kegiatan ini mencerminkan kolaborasi antara berbagai pihak dalam menjawab tantangan nyata di masyarakat, sekaligus menjadi wujud nyata cinta kasih dan tanggung jawab bersama untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan sejahtera.
SALAM BELARASA