Bekasi, 20 Agustus 2025 – Di tengah semangat mahasiswa baru BINUS University untuk memulai perjalanan akademiknya, hadir sebuah sesi istimewa yang menghubungkan dunia pendidikan dengan realitas sosial: NGO Sharing Session 2025. Caritas Indonesia, sebagai salah satu lembaga sosial-kemanusiaan yang bergerak di bawah naungan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), mendapat kesempatan untuk berbagi cerita dan inspirasi tentang kiprah nyata dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Sejak berdiri pada 2006, Caritas Indonesia konsisten menjalankan misi kemanusiaan tanpa membeda-bedakan latar belakang agama, budaya, maupun suku. Spirit ini berakar pada panggilan kasih, solidaritas, dan kepedulian terhadap mereka yang terdampak bencana, kemiskinan, dan krisis sosial. Lewat ratusan program yang digerakkan bersama Jaringan Caritas Keuskupan, perubahan nyata mulai dirasakan oleh masyarakat, dari desa terpencil di Nusa Tenggara Timur, komunitas nelayan di Maluku, hingga wilayah terdampak konflik sosial di Papua.
Pada kesempatan ini, Caritas mengajak mahasiswa baru BINUS untuk melihat bahwa kepedulian bukan hanya sekadar rasa iba, tetapi sebuah gerakan konkret yang mampu mengubah kehidupan.
Cerita Perubahan: Dari Desa untuk Dunia
Salah satu kisah yang dibagikan adalah mengenai Program HARVEST (Holistic, Agriculture, Resilience, Vision, Empowerment, Sustainability & Transformation) di Nusa Tenggara Timur. Program ini mendampingi para petani tradisional dan keluarga migran untuk mengembangkan pertanian organik terpadu yang berkelanjutan.
Dengan pendampingan yang konsisten, para petani kini mampu memproduksi pupuk organik sendiri, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sekaligus meningkatkan hasil panen yang ramah lingkungan. Lebih dari sekadar meningkatkan ekonomi rumah tangga, HARVEST telah menumbuhkan harapan baru: anak-anak petani bisa melanjutkan sekolah, perempuan berdaya mengelola keuangan keluarga, dan masyarakat desa lebih mandiri menghadapi perubahan iklim.
Cerita ini menjadi bukti nyata bahwa kerja-kerja kemanusiaan yang sederhana dapat memberi kontribusi besar pada pencapaian SDGs, khususnya Tujuan 1 (No Poverty), Tujuan 2 (Zero Hunger), Tujuan 5 (Gender Equality), dan Tujuan 13 (Climate Action).
Mahasiswa sebagai Agen Perubahan
Lewat sesi ini, mahasiswa diingatkan bahwa mereka bukan hanya calon profesional di masa depan, melainkan juga agen perubahan hari ini. Caritas Indonesia percaya, dengan pengetahuan, kreativitas, dan semangat yang dimiliki, mahasiswa dapat menjadi motor penggerak kepedulian sosial di lingkungannya.
“Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil,” demikian pesan yang ditekankan dalam presentasi Caritas. Langkah kecil seperti bergabung dalam kegiatan sukarela, ikut dalam program magang kemanusiaan, atau sekadar menyuarakan isu-isu sosial di media sosial, dapat menjadi awal bagi gerakan yang lebih besar.
Dengan memahami kerangka SDGs, mahasiswa diharapkan tidak hanya mengetahui masalah sosial di sekitarnya, tetapi juga berani merancang solusi inovatif yang relevan dengan tantangan zaman.
Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Caritas Indonesia menegaskan bahwa pembangunan yang berkelanjutan tidak bisa dicapai sendirian. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor: pemerintah, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat sipil. Kehadiran mahasiswa BINUS dalam NGO Sharing Session adalah langkah penting untuk memperluas lingkaran kepedulian ini.
Pada akhirnya, tujuan kegiatan ini bukan hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga menumbuhkan komitmen: bahwa setiap orang memiliki peran dalam menjawab tantangan kemiskinan, ketidaksetaraan, dan krisis lingkungan.
Melalui cerita-cerita perubahan yang dibagikan, Caritas Indonesia mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi penonton, melainkan pelaku aktif dalam mewujudkan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
SALAM BELARASA