2025/06/17 - 01:22:34pm

Merawat Kalimantan, Merawat Kehidupan: Suara Gereja dan Harapan Caritas Indonesia

Berita, Kabar Karina, Kilas Berita by Caritas Indonesia

Kalimantan bukan hanya paru-paru dunia—ia juga rumah bagi ribuan komunitas dan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Tapi kini, rumah ini sedang terluka. Hutan-hutannya terus menyusut, tambang-tambang meluas, dan suara masyarakat lokal sering terabaikan. Di tengah situasi genting ini, Gereja Katolik tidak tinggal diam.

Pada 15–19 Juni 2025, delapan keuskupan dari Regio Kalimantan berkumpul di Keuskupan Sintang dalam semangat sinodalitas. Para uskup, imam, religius, aktivis sosial, dan lembaga karya pastoral Gereja, termasuk Caritas Indonesia, duduk bersama dalam Pertemuan Regional Kalimantan untuk menyatukan langkah demi keadilan ekologis. Pertemuan ini bukan sekadar agenda rutin tahunan, tetapi sebuah seruan hati dan panggilan iman untuk bertindak bersama demi bumi yang lebih adil dan lestari.

 

Belarasa yang Hidup di Tengah Krisis

Caritas Indonesia hadir bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai penggerak harapan. Dalam setiap dialog, Caritas membawa suara-suara dari lapangan: masyarakat adat yang memperjuangkan tanah leluhur mereka, perempuan yang bertahan menjaga pangan keluarga, hingga anak muda yang mulai mencintai alam lewat aksi kecil di komunitasnya. Semua ini adalah bagian dari karya belarasa yang tak terpisah dari misi ekologis Gereja.

Melalui berbagai sesi dan kunjungan ke komunitas dampingan PSE Caritas Keuskupan Sintang, Caritas Indonesia membagikan praktik baik: dari program ketahanan pangan berkelanjutan, inisiatif adaptasi iklim, hingga pendampingan hak atas tanah. Di sinilah iman diterjemahkan dalam tindakan nyata, menjawab tantangan ekologis dengan solidaritas dan keberpihakan.

 

Gereja yang Mendengar, Bergerak, dan Berpihak

Dalam suasana yang hangat dan penuh semangat, para pemimpin Gereja dan pegiat sosial berbagi kisah dan kekhawatiran. Bukan hanya soal kerusakan lingkungan, tapi tentang kehidupan masyarakat yang kehilangan ruang hidup mereka. “Kita tidak bisa netral dalam menghadapi krisis ekologis. Gereja harus berpihak kepada kehidupan,” tegas salah satu uskup peserta.

Tiga komitmen bersama ditegaskan dalam pertemuan ini: memperkuat kolaborasi dengan komunitas lokal, memperluas pendidikan ekologis berbasis nilai iman, serta memastikan keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat. Refleksi bersama dan dialog antar komisi meneguhkan bahwa keadilan ekologis bukan isu tambahan, tetapi bagian dari iman yang hidup dan menyala.

 

Menjadi Suara bagi yang Terlupakan

Bagi Caritas Indonesia, momen ini menjadi peneguhan bahwa karya kemanusiaan tak bisa dilepaskan dari keberpihakan ekologis. Merawat bumi adalah merawat sesama. Dari Kalimantan, Gereja Indonesia kembali diteguhkan sebagai suara kenabian di tengah dunia yang terluka.

"Kami tidak bisa tinggal diam melihat alam dihancurkan dan kehidupan masyarakat terancam. Ini saatnya Gereja berdiri bersama mereka," ujar salah satu peserta dari jaringan Caritas.

Pertemuan ini menandai langkah baru: berjalan bersama, bertindak bersama, dan menjaga Kalimantan, bukan sekadar sebagai sumber daya, tapi sebagai warisan cinta bagi generasi mendatang.

 

SALAM BELARASA

Donasi ke Caritas Indonesia

Amal Kasih untuk anak-anak di Kodi Utara

Lihat Detail
Lihat Semua