Setelah 9 hari pasca letusan Gunung Lewotobi Caritas Indonesia bersama Caritas Larantuka dan Caritas Maumere terus berkoordinasi dan bekerjasama dalam membantu para penyintas letusan. Pada Sabtu pagi, 9 November 2024, Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali mengalami erupsi dengan kolom abu mencapai ketinggian 9 km di atas puncak kawah, atau sekitar 10 km dari permukaan laut. Akibat erupsi ini, Bandara Internasional Komodo ditutup sementara untuk menghindari risiko dampak abu vulkanik. Hingga hari ini, Erupsi Gunung Lewotobi masih menyebabkan gangguan penerbangan domestik dan internasional yang melewati wilayah sekitar pusat erupsi.
Dalam hari-hari ini, Pos Pelayanan Kemanusiaan yang dikelola jaringan Caritas Keuskupan Larantuka dan Caritas Keuskupan Maumere telah membantu lebih dari 10 ribu jiwa penyintas letusan Gunung Lewotobi. Bentuk bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok harian, akses air bersih dan air minum, tempat perlindungan, serta pelayanan kesehatan.
Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung dan Uskup Maumere, Mgr. Ewaldus Martinus Sedu telah memberikan dukungan sepenuhnya untuk upaya jaringan Caritas Indonesia dalam membantu penyintas pasca bencana. Pelbagai elemen di dua keuskupan, saat ini telah bahu membahu mendukung karya kemanusiaan yang dilakukan ini.
Data Kebencanaan dan Pengungsi
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Selasa, 12 November 2024 sebanyak 2.735 keluarga terpaksa mengungsi (13.116) jiwa yang tersebar di beberapa 8 lokasi pengungsian (Para pengungsi tersebar di 59 desa di wilayah terdampak). Berikut ini rincian pengungsi dan lokasinya:
Penyaluran Bantuan Jaringan Caritas Indonesia
Pembagian makanan di dapur umum di lokasi pengungsian di wilayah Kab Flores Timur
1. Kebutuhan Pokok
Dari total jumlah pengungsi yang saat ini ada, bantuan dari jaringan Caritas Indonesia telah disalurkan untuk sebanyak 9.966 jiwa. Jaringan Caritas Indonesia menyalurkan bantuan berupa sembako, air bersih, perlengkapan kebersihan diri.
Selama dua minggu pertama masa tanggap darurat pemenuhan kebutuhan dasar bagi para penyintas masih menjadi prioritas. Bantuan dalam bentuk makanan siap saji masih sangat diharapkan. Kebutuhan lain yang mendesak adalah ketersediaan air bersih, air minum, obat-obatan, dan vitamin.
Bantuan yang disalurkan Caritas Maumere mencakup wilayah Kabupaten Sikka, NTT. Sedangkan dari Caritas Keuskupan Larantuka berfokus pada penanganan di wilayah Kabupaten Flores Timur.
2. Layanan Kesehatan
Layanan Kesehatan sudah dibuat di beberapa pos layanan yang didirikan baik oleh Caritas Larantuka maupun Caritas Keuskupan Maumere. Pelayanan juga mencakup kunjungan langsung ke lokasi pengungsian, bagi penyintas yang terhalang untuk datang langsung k epos kesehatan. Sejauh ini, pos Kesehatan sudah cukup, namun tim relawan akan berusaha terus mencari para penyintas yang belum mendapat akses layanan kesehatan.
Bantuan berupa obat-obatan masih diperlukan hingga saat ini. terkait dengan ini dibutuhkan juga aneka kebutuhan bayi (pampers, minyak telon, bedak bayi). Selain itu sudah disalurkan juga bantuan berupa perlengkapan mandi.
Kebutuhan mendesak bagi penyandang disabilitas berupa penyediaan shelter khusus dan kelengkapannya.
3. Akses Air dan Fasilitas MCK
Kebutuhan paling mendesak bagi para pengungsi juga adalah sarana sanitasi, MCK, sarana dan perlengkapan mandi. Relawan jaringan Caritas Indonesia terus mengupayakan ketersediaan air bersih yang dapat dijangkau oleh para pengungsi. Langkah ini termasuk menyediakan tempat penampungan air bersih, fasilitas MCK, dan pasokan air bersih setiap hari.
Penggalangan Bantuan
Uluran tangan dari seluruh umat masih terus digalang. Sampai saat ini, Caritas Indonesia telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 2.003.761.633,-. Bantuan ini selain akan digunakan pada masa tanggap darurat dan selama upaya pemulihan pasca kejadian bencana letusan Gunung Lewotobi.
Caritas Indonesia mengupayakan bantuan kemanusiaan dari berbagai keuskupan. Masker, pelindung wajah, dan obat-obatan juga menjadi prioritas untuk dapat tersedia selain makanan dan pakaian. Semua bantuan ini direncanakan akan dikirim ke lokasi terdampak dalam beberapa hari ke depan.
Penyerahan bantuan di Pondok Insani, pusat pelayanan Caritas Keuskupan Larantuka
Respon Bersama Jaringan Caritas Indonesia
Rencana Respon Dua Minggu ke Depan
Caritas Keuskupan Larantuka dan Caritas Keuskupan Maumere pada saat ini telah memiliki rencana selama dua minggu masa tanggap darurat. Para uskup yang menjadi anggota dari organ Yayasan Karina (Pembina, Pengawas, dan Pengurus) dalam Konferensi Waligereja Indonesia mendorong untuk mengerahkan kemampuan yang dimiliki Gereja Katolik untuk membantu saudara-saudara kita di daerah terdampak.
Caritas Keuskupan Larantuka:
Caritas Keuskupan Maumere:
Langkah Lanjutan Jaringan Caritas Indonesia (CRT)
Relawan jaringan Caritas Indonesia mendampingi para pengungsi terdampak erupsi Gunung Lewotobi
Tantangan Respon
Tantangan tinggi seperti erupsi dan sebaran abu vulkanik masih menjadi hambatan akses ke wilayah terdampak. Banyak keluhan penyakit pernapasan (ISPA) muncul, sementara ketersediaan air bersih masih terbatas. Perpindahan pengungsi juga dipengaruhi oleh fluktuasi aktivitas Gunung Lewotobi.
Berikut ini beberapa Informasi Penting Seputar Layanan Kemanusiaan Jaringan Caritas Indonesia pasca Letusan Gunung Lewotobi:
Kontak Narabung: Rudy (Caritas Indonesia) - 0853-3333-3831
Rekening Bantuan:
Bank Central Asia, Yay Karina - 288-308-0599
Salam Belarasa