
07 Oct Ketahanan Pangan yang Tangguh dan Berkelanjutan
KARINAKAS (Karitas Indonesia Keuskupan Agung Semarang) saat ini tengah menjalankan program ketahanan pangan tahap kedua, di tiga wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman dengan total jumlah penerima manfaat 75 Kepala Keluarga (KK). Program yang berjalan sejak Juli 2022 sampai Juni 2023 dan mendapat dukungan dari Caritas Indonesia dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) KWI ini mengarah pada kelompok-kelompok rentan di sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Untuk sektor pertanian dan peternakan di Kabupaten Gunung Kidul, KARINAKAS bekerjasama dengan Komisi PSE Paroki St. Yusup – Bandung, dan di Kabupaten Magelang dengan Komisi PSE Paroki St. Kristoforus – Banyutemumpang. Sementara untuk sektor perikanan, KARINAKAS berkolaborasi dengan Komisi PSE Paroki St. Yohanes Rasul – Somohitan di Kabupaten Sleman, Komisi PSE Paroki St. Maria Lourdes – Sumber, di Kabupaten Magelang, dan Komisi PSE Paroki St. Yusup – Bandung, di Kabupaten Gunung Kidul.
Sementara untuk sektor perikanan, KARINAKAS berkolaborasi dengan Komisi PSE Paroki St. Yohanes Rasul – Somohitan di Kabupaten Sleman, Komisi PSE Paroki St. Maria Lourdes – Sumber, di Kabupaten Magelang, dan Komisi PSE Paroki St. Yusup – Bandung, di Kabupaten Gunung Kidul.

Proses yang terjadi saat ini adalah masing-masing kelompok sektor pertanian dan peternakan sudah melakukan pengolahan lahan dan pelatihan pupuk, dan sudah mulai melakukan tebar benih. Sedangkan di sektor perikanan, dua kelompok, yaitu Kelompok Mina Jaya dan Komunitas Lereng Merapi Tinarbuko (KLMT) menggunakan kolam di lahan yang ada dan sudah mulai tebar benih yaitu benih ikan Nila.
Kelompok perikanan Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah menggunakan metode kolam bulat biofloc sudah menebar benih ikan Lele untuk 15 KK dan ditempatkan dalam satu lahan supaya mempermudah monitoring. Anggota kelompok bahkan secara mandiri mengupayakan penanaman sayuran di sekitar lahan tempat kolam dan juga telah belajar membuat probiotik.

Pada pertemuan Food and Agriculture Organisation (FAO) di Roma yang berlangsung 14-18 Juni 2021, Paus Fransiskus menyatakan, bahwa rekonstruksi ekonomi paska pandemi harus mempertimbangkan peran penting dari pertanian keluarga dan masyarakat pedesaan.
“Tiga perempat dari orang-orang miskin di dunia, tinggal di daerah-daerah pedesaan dan bergantung terutama pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian mereka,” demikian Paus Fransiskus.

Penemanan Caritas dalam bidang pangan ini sejalan dengan apa yang telah digariskan oleh Paus Fransiskus dalam Laudato Si’ artikel 129 dan 180, dimana upaya-upaya untuk mencapai kemandirian pangan yang melestarikan ekosistem dan keanekaragaman hayati lokal, sangat didorong untuk muncul ke permukaan. Caritas mendukung penguatan kapasitas pada komunitas-komunitas lokal melalui berbagai inovasi yang mendukung kelompok rentan di pedesaan mencapai ketahanan pangan.
No Comments