
09 Sep Membangun Semangat Kerelawanan
Mereka yang aktif dalam organisasi-organisasi karitatif Gereja, haruslah unggul, mereka tidak hanya melakukan dengan tepat apa yang harus dilakukan, melainkan sungguh melayani orang-orang yang membutuhkan dengan hati, hingga mereka yang dilayani ikut mengalami dalam dirinya, kepenuhan kemanusiaannya. (Deus Caritas Est, 31)
Sebagai jaringan global dari organisasi-organisasi kemanusiaan Katolik, Konfederasi Caritas terus bekerja di lebih dari 162 negara dan berupaya merespon kebutuhan mereka yang mengalami krisis, termasuk yang terdampak bencana. Caritas bekerja berdasar pada dan digerakkan oleh Kitab Suci dan Ajaran Sosial Gereja.
Komisi PSE Keuskupan Agung Kupang bersama Caritas Indonesia belum lama ini mengadakan Pelatihan Dasar Tanggap Darurat bagi Relawan Paroki. Kegiatan yang terlaksana pada 1-12 Agustus 2022 di di Wisma Oemathonis, Camplong, Kupang ini diikuti oleh 36 relawan perwakilan dari 12 paroki se Keuskupan Agung Kupang (KAK).

Pada pelatihan ini, Jaringan nasional Caritas Indonesia menghadirkan 2 orang fasilitator yang berpengalaman di bidang tanggap darurat yakni, FX. Sarwanto (Iwan) dari Keuskupan Tanjung Karang dan Miller dari Keuskupan Agung Makassar. “Sebagian peserta adalah relawan lokal yang aktif di skala keuskupan dan dalam pelatihan ini kita padukan semua pengalaman dan praktik baik mereka dalam standar layanan jaringan Caritas Indonesia”, kata Miller.
Antonius Tanesi, seorang peserta pelatihan, mengatakan bahwa pelatihan ini menambah pengetahuannya tentang pentingnya mitigasi dan kecepatan dalam tanggap darurat bencana untuk mengurangi jumlah korban dan kerugian yang timbul. Sementara peserta lain bersyukur karena dengan pelatihan ini ia mengetahui adanya standar etika bagi pekerja kemanusiaan.” Dengan mengikuti pelatihan, keinginan hati saya makin bertambah untuk menjadi relawan yang bisa bertindak sesuai dengan Kode Etik Pekerja Kemanusiaan,” kata Maria Gracia, seorang peserta.
Iwan mengatakan bahwa Orang Muda Katolik (OMK) yang mengikuti pelatihan ini mempunyai semangat tinggi untuk belajar ketrampilan dan pengetahuan terkait tanggap darurat. “Mereka perlu disapa dan ditemani secara intensif agar pada saatnya siap menjadi relawan yang tangguh dan melayani secara profesional dengan hati yang tulus,” katanya.

Pedoman Tanggap Darurat Caritas Internationalis, menyebutkan bahwa pada hari-hari awal terjadinya krisis darurat kebencanaan, Gereja sekuat tenaga selalu berada di garis depan untuk menyelamatkan kehidupan, menyediakan tempat tinggal dan bantuan materi, penghiburan dan penemanan rohani bagi para penyintas, serta memastikan tersedianya pelayanan pemakaman yang layak dan bermartabat bagi para korban.
No Comments