
06 Aug Membela Bumi dan Martabat Manusia
Caritas Indonesia didirikan dan dimiliki oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sebagai organisasi pelayanan kemanusiaan, sementara Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKP-PMP) adalah komisi pastoral KWI dalam bidang Migran, Pengungsi dan Advokasi. Sebagai lembaga pelayanan kemanusiaan, Caritas Indonesia siap membantu Komisi-komisi Pastoral KWI dalam melayani umat Katolik dan masyarakat pada umumnya.
Penekanan di atas disampaikan oleh Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, Rm. Fredy Rante Taruk, dalam Rapat Pleno KKP-PMP di Wisma Syantikara, Yogyakarta, 25 – 28 Juli 2022. Pertemuan dengan tema, “Belas Kasih yang Berkeadilan dalam Membela Bumi dan Martabat Manusia” ini dihadiri langsung oleh Mgr. Dominikus Saku selaku Ketua Komisi KKP-PMP KWI.

“Sebagai Caritas nasional, Caritas Indonesia dalam kebersamaan dengan semua Caritas nasional seluruh dunia yang berpusat di Roma, turut terlibat dalam isu-isu kemanusiaan,” tegas Rm. Fredy.
Dalam Caritas Internationalis Strategic Objective 3.3 dan 3.4 disebutkan bahwa Caritas turut mempromosikan pengembangan manusia yang integral dan berkelanjutan dengan menangani isu-isu keadilan sosial dan iklim dalam terang ‘Laudato Si’. Terkait migran, pengungsi dan trafficking, Caritas menerapkan beberapa strategi untuk mereka yang terusir, migran dan pengungsi, dan berkontribusi pada solusi-solusi yang meminimalkan risiko perpindahan manusia sambil menekankan kontribusi-kontribusi positifnya.
“Bersama KKP-PMP, Caritas aktif berkoordinasi, dan ada beberapa percontohan yang telah dilakukan untuk membantu persoalan Migran lewat program di Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Atambua. Saat ini bersama Komisi PSE KWI, Caritas dan KKP-PMP mendampingi penguatan Shelter dan Balai Latihan Kerja (BLK) di Keuskupan Pangkal Pinang,” tambah Rm. Fredy.

Rapat Pleno ini dihadiri pula oleh Rm. Eko Aldilanta, O.Carm (Sekretaris KKP-PMP KWI), Dr. Maria Ratnaningsih, MA (anggota pengurus KKP-PMP), Rm. Ewaldus (Sekretaris Komisi PSE), Azas Tigor Nainggolan (pegiat HAM), perwakilan Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP-KWI), para Ketua dan anggota Badan Pengurus KKP-PMP, dan Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC) Kongregasi yang selama ini bekerjasama dengan KKP-PMP.
KKP-PMP KWI memiliki mandat untuk mengembangkan reksa pastoral guna menjaga keutuhan ciptaan dan memajukan pengembangan pribadi manusia yang bermartabat. Kedua hal tersebut menjadi dasar KKP-PMP untuk bergerak menyerukan keadilan dan perdamaian di setiap nilai dasar kehidupan serta berpihak pada mereka yang miskin dan tertindas.

Gerakan keadilan diwujudkan melalui Advokasi, Gerakan Anti Kekerasan, Pastoral Lingkungan Hidup, Pastoral Migran dan Perantau. Budaya kasih yang adil diharapkan dapat meningkatkan martabat manusia dan keutuhan seluruh alam ciptaan.
Selain untuk memperkuat peran KKP-PMP dalam tanggungjawab pastoral di bidang keadilan dan perdamaian dalam lingkup Laudato Si’ Action Plan (LSAP), dan menyelaraskan kerjasama dan berjejaring lintas Komisi di KWI khususnya PSE, SGPP serta Caritas dan JPIC, pertemuan yang diadakan oleh KKP-PMP KWI ini juga untuk menyegarkan kembali apa yang telah disampaikan oleh Paus Fransiskus melalui Apostolic Exhortation Evangelii Gaudium yakni memperbarui misi hidup gereja yang sedang berlangsung, melalui dialog dengan semua pihak tentang our common home atau rumah bersama.

No Comments