Kegembiraan dan Harapan di Manggarai Barat

Pada 26 Januari 2022, Keuskupan Ruteng telah meluncurkan program Penguatan Ketahanan Pangan pada Kelompok Rentan. Program kerjasama antara Caritas Indonesia dan Development and Peace (Caritas Canada) yang dilaksanakan selama 1 tahun ini mengarah pada para keluarga migran dimana perempuan menjadi kepala keluarganya di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, tepatnya di Paroki Kerahiman Allah, Sok Krutung dan Paroki Hati Kudus Yesus, Lando.

Caritas Keuskupan Ruteng secara berkala melakukan penemanan pada 4 kelompok pertanian organik yang tersebar di 2 paroki tersebut, masing-masing adalah kelompok Bantang Cama dan Kontas Momang di Paroki Sok Krutung lalu kelompok Cebo Gori dan Campe Tau di Paroki Lando. Keempat kelompok ini menanam benih sayur-sayuran, seperti terong, kacang panjang, kangkung, buncis, pakcoy, dan sawi.

Rm. Benediktus Gaguk bersama sebagian anggota Kelompok Tani Cebo Gori, Manggarai Barat. (Foto: Caritas Ruteng/Caritas Indonesia)

Setelah memasuki bulan keenam dari awal pelaksanaan program ini, Caritas Indonesia pada akhir Mei, melakukan monitoring dan evaluasi (monev) langsung di lokasi-lokasi pertanian tersebut, bertemu dengan para petani dan memanen hasil tanam mereka. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat capaian-capaian kuantitatif dan kualitatif, serta mengidentifikasi kendala yang harus diantisipasi dalam enam bulan ke depan.

Hasil monitoring menyatakan bahwa program ketahanan pangan ini berjalan sesuai dengan timeline yang direncanakan dengan capaian kualitatif dan kualitatif yang menggembirakan. Hasil panen tiap kelompok tani bisa dikonsumsi oleh anggota kelompok dan juga dijual. Keuntungan hasil panen dari Kelompok Cebo Giri, bisa mencapai Rp. 750.000,00, bahkan dalam catatan Direktur Caritas Ruteng, Rm. Benediktus Gaguk, hasil penjualan dari panen sayur Kelompok Bantang Cama mencapai Rp.1.200.000,00.

Peternakan kambing di Lando, Manggarai Barat. (Foto: Caritas Ruteng/Caritas Indonesia)

Dalam evaluasi ditemukan pula bahwa belum semua anggota kelompok menanam sayur di rumahnya masing-masing. Selain itu, ditemukan juga 5 ekor kambing yang mati karena penyakit diare dan adanya kelompok tani yang terkendala oleh distribusi air bagi lahan mereka.

Caritas Keuskupan Ruteng merespon dengan baik adanya temuan-temuan itu dan berkomitmen untuk memperbaikinya di sisa waktu 6 bulan yang ada. Karena itu, dengan keterlibatan aktif semua anggota kelompok tani disertai dorongan dari pihak Paroki, program ketahanan pangan ini akan terlaksana secara paripurna dengan hasil sesuai harapan. (admin)

No Comments

Post A Comment