Membangun Silaturahmi di Tengah Masyarakat

Tidak terasa setahun sudah, Caritas PSE Keuskupan Agung Makassar dan Caritas Indonesia berada di Mamuju untuk melakukan respon atas bencana Gempa Bumi yang terjadi 15 Januari 2022. Kehadiran Caritas di Mamuju sudah dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat, demikian Bupati Mamuju, Sulawesi Barat, Sitti Sutinah Suhardi saat hadir dalam Closing Event Program AO/2021/007, di Gereja St. Maria Mamuju, 23 Maret 2022.

Awalnya lembaga ini menyalurkan bantuan pangan, namun peran Caritas lalu berlanjut dengan pembangunan hunian, pembangunan PAUD, dan pendampingan masyarakat. Sumbangan ini tentu sangat berarti bagi masyakat. Mereka yang sebelumnya mejadi pihak yang paling menderita akibat gempa, pada akhirnya dibantu untuk bangkit kembali.

“Hari ini adalah hari Penutupan Program Caritas Makassar yang menandakan bahwa masyarakat Mamuju sudah bangkit kembali. Terima kasih, saya merasa sedih karena kebersamaan kita akan berakhir di sini, namun pintu akan selalu terbuka lebar bagi yang ingin kembali ke Tanah Mamuju” ungkap Sitti Sutinah.

Kehadiran Caritas PSE Keuskupan Agung Makassar dan Caritas Indonesia tentu telah menimbulkan ikatan emosional dengan masyarakat. Sutinah berharap, Caritas akan Kembali lagi dengan program-program pengembangan masyarakat lain.

“Kami terbuka untuk membuka pintu bagi program-program lain yang mungkin akan diadakan lagi oleh Caritas di wilayah Kabupaten Mamuju,” ujarnya Sutinah.

Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Rahardi saat memukul gong menandai penutupan Program AO/2021/007 yang dijalankan Caritas PSE Keuskupan Agung Makassar dan Caritas Indonesia.
(Dok. Caritas PSE Keuskupan Agung Makasar)

Membangun Silaturahmi

Memberikan bantuan itu dapat mudah dilakukan, orang bisa datang dan memberi sesuatu. Namun, mendampingi dan membangun silaturahmi lebih sulit dilakukan. Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Makassar, Pastor Joni Payuk, C.I.C.M mengatakan, apa yang dilakukan Caritas di Mamuju adalah mendampingi masyarakat terdampak. Hal ini dibutuhkan kesabaran dan kemampuan pendekatan kepada masyarakat.

Staf Caritas tinggal Bersama masyarakat dan mendampingi mereka untuk dapat menemukan Kembali kehidupannya. Dari kedekatan ini, lalu timbul persaudaraan dan silaturahmi.

“Para Relawan Caritas Makassar sudah membuktikan diri bahwa dengan tekad, semangat, dan keterbukaan, serta masyarakat penerima manfaat juga terbuka hati dalam menjalin relasi, masing-masing sudah mewujudkan persaudaraan yang terjalin erat antarsesama warga Indonesia,” ujar Vikaris Pastor Joni.

Ketika gempa menimpa Mamuju setahun lalu, Paus Fransiskus secara khusus berdoa bagi para korban dan masyarakat terdampak bencana ini. Selain itu, banyak Caritas dari berbagai negara juga menanyakan tentang keadaan di Mamuju. Dari sinilah bantuan datang dari jaringan Caritas di dunia bagi penangan bencana di Mamuju.

Direktur Caritas Indonesia, Pastor Fredy Rante Taruk menyampaikan, untuk bantuan yang diberikan Caritas di Mamuju dilakukan berdasar assessment. Bersama dengan badan sosial lain, Caritas berbagi peran dan ditentukan Caritas membantu di daerah yang kini menjadi lokasi program. “Kami bekerja bersama dan berkoordinasi dengan BNPB, MDMC dan organisasi-organisasi kemanusiaan lain,” ujar Pastor Fredy.

Direktur Caritas Indonesia Romo Fredy Rante Taruk menyerahkan buku dokumentasi Program AO/2021/007 Mamuju. (Dok. Caritas PSE Keuskupan Agung Makasar)

Caritas Indonesia selalu ada Bersama dengan masyarakat. Tanpa penerimaan ini, Caritas tidak dapat hadir dan bekerja di tengah masyarakat. Begitu juga dengan Pemerintah, Pastor Fredy menyampaikan, Pemerintah Mamuju terbuka dan sangat membantu selama kehadiran Caritas.

“Sampai saat ini kami merasa terharu, masyarakat menerima kehadiran kami dan inilah Indonesia. Dengan ini kita tidak merasakan perbedaan apa-apa. Kita bisa menolong tanpa sekat,” pungkas Pastor Fredy. Direktur Caritas PSE Keuskupan Agung Makassar, Pastor Bernard Cakra Arung Raya mengatakan, program rehab-rekon di Mamuju ini menjadi tanda bahwa Gereja Universal, melalui jaringan Caritas, membuktikan kehadirannya yang penuh kasih. Bukan saja sekedar memberi mereka makan agar mereka dapat kenyang dan memberi minum agar dahaga mereka dipuaskan, tetapi lebih daripada itu membangkitkan kembali asa yang terkulai. (aes)

No Comments

Post A Comment