Harapan Menjadi Nyata: Panen Padi di Sintang, Kalimantan Barat

 

 

PULUHAN tahun, petani di Dusun Tibu Mandau, Desa Air Nyuruk, Ketungau Hilir, Sintang, Kalimantan Barat hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun. Dunia seakan memaksa mereka, untuk puas dengan hasil panen yang sedikit. Pengetahuan yang minim tentang pertanian modern, ditambah tidak adanya akses pada teknologi, menjadi persoalan yang tidak kunjung menemukan titik terang.

Namun, mimpi petani di Tibu Mandau mulai menjadi nyata pada Juli 2019 lalu. Caritas Keuskupan Sintang menginisiasi program “Ketahanan Masyarakat Lokal, Sub-Regio Kalimantan Barat.” Lewat program yang didukung oleh Caritas Indonesia dan Caritas Australia ini, para petani tak hanya mendapat pengetahuan baru, namun juga akses pada teknologi pertanian yang telah lama diharapkan, bahkan hasil tani mereka kini meningkat, bisa panen dua kali setahun.

Budidaya Sawah

Di awal program ini, Caritas Keuskupan Sintang menemani komunitas di tiga dusun, yaitu Dusun Tibu Mandau, Desa Air Nyuruk, serta Dusun Bubur Nyala dan Dusun Pelimping Baru di Desa Pelimping. Penemanan yang dilakukan di Dusun Tibu Mandau berfokus pada pengembangan budidaya sawah dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), sementara di Dusun Pelimping berfokus pada pengembangan ekowisata dan PRB.

Penemanan di Dusun Tibu Mandau mengarah pada peningkatan produksi padi dan melibatkan 33 keluarga. Agar petani bisa panen dua kali setahun, maka penemanan berfokus pada pelatihan cara bertani sawah. Petani diajarkan praktik penyiapan lahan dengan memanfaatkan hand tractor. Selanjutnya, petani juga dilatih untuk memilah benih sehingga mereka dapat menanam benih yang unggul agar menghasilkan panen lebih banyak. Untuk pemupukan, pelatihan difokuskan pada pembuatan pupuk organik.

 

Panen padi di Tibu Mandau, Desa Air Nyuruk, Ketungau Hilir, Sintang, Kalimantan Barat. (Foto: Caritas Keuskupan Sintang/Caritas Indonesia)

 

Di masa panen, petani juga mendapat bantuan mesin perontok padi dan pelatihan cara penggunaannya. Dengan adanya mesin perontok padi, petani terbantu dalam mengolah hasil panen. Pengolahan hasil yang sebelumnya secara tradisional, kini menjadi semakin efisien dari sisi waktu dan tenaga dengan adanya mesin ini.

Penemanan di Dusun Tibu Mandau, yang dimulai pada musim tanam tahun 2020, pun sudah menunjukkan hasil. Petani berhasil melakukan panen perdana pada 26 Februari 2021. Tahun ini juga, masyarakat yang ikut dalam program tersebut sudah mulai mencoba menanam padi sebanyak dua kali dalam setahun. Dengan demikian, hasil panen petani akan meningkat hampir dua kali lipat dari pada sebelumnya.

Sementara itu, program desa wisata di Desa Pelimping hingga kini masih berjalan. Program ini bertujuan mengembangkan potensi-potensi desa sehingga mampu menjadi tempat tujuan wisata.

Peningkatan Kapasitas

Masyarakat di Dusun Tibu Mandau yang terlibat dalam program Caritas Keuskupan Sintang merasa sangat bersyukur atas adanya kegiatan ini. Sudah lama, mereka menantikan adanya program yang dapat meningkatkan kapasitas petani dalam budidaya padi sawah.

 

Petani sedang merontokkan padi dengan mesin perontok. (Foto: Caritas Sintang/Caritas Indonesia)

 

Petani yang sebelumnya hanya menanam sawah dengan cara tradisional, kini memiliki kapasitas baru dengan pengetahuan pertanian yang lebih modern. Mereka berharap, program ini menjadi pijakan untuk menyambut masa depan yang lebih cerah.

 

No Comments

Post A Comment