Uskup: Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM Cap.

Vikaris Jendral : RD. Leonardus Miau

Sejarah Singkat

Pada 7 Agustus 1884, Pemerintah Hindia Belanda mengijinkan misi Katolik masuk Kalimantan, dan pastor pertama yang melayani di Kalimantan Barat adalah Pater Walterus Staal, SJ. Setibanya di Singkawang, ia melayani sekitar 200 umat Katolik yang ada di sana. Setahun kemudian, Vikariat Batavia menetapkan Singkawang sebagai paroki dan mengangkat Pater Staal sebagai Pastor Parokinya. Tahun-tahun selanjutnya karya misi saat itu hanya ditujukan kepada daerah-daerah yang langsung di bawah pemerintah Belanda, yakni Sambas, Mempawah dan Sintang.

Melalui surat dinas No. 7, tanggal 29 Juli 1889, Pemerintah Hindia Belanda, dengan dukungan dari Gubernur Jenderal Pijnacker Hordijk, menyetujui adanya misi Katolik untuk antara orang-orang Dayak dengan tempat kedudukan di Semitau. Pater Looymans SJ, dengan surat dinas No. 252, tanggal 14 Juni 1890, diutus menjadi misionaris pertama bagi orang Dayak bagian hulu dan tiba di Semitau pada 29 Juli 1890. Namun setibanya di sana, ia menyadari bahwa Semitau bukanlah tempat yang strategis bagi karya misi Katolik untuk orang-orang Dayak. Karena itu, pada tahun 1891, Pater Looymans dijemput dan dibawa ke Sejiram oleh Babar, Bantan dan Unang, tiga bersaudara dari Sejiram. Di atas tanah kosong yang agak berbukit di pinggir Sungai Seberuang, tidak jauh dari Nanga Sejiram, Pater Looymans membangun rumah sederhana untuk Pastoran.

Buku permandian Paroki Sejiram mencatat bahwa pembaptisan sudah ada pada tahun 1888, dan diberikan oleh Pater Looymans. Namun, sejatinya tahun 1890 merupakan tonggak resmi hadirnya Gereja pada wilayah yang sekarang adalah wilayah Keuskupan Sintang. Pada 1 November 1893 Komuni Pertama diberikan kepada 7 anak yang pada Desember 1892 telah dibaptis sebelumnya. Pater Looymans mencatat bahwa pada tahun 1897 ada 467 orang yang telah menerima Sakramen Baptis dan tercatat di buku baptis sejak tahun 1890.

Prefektur Apostolik Kalimantan dibentuk pada 11 Februari 1905, sebagai bagian dari Vikariat Batavia dan Pater Giovanni Pacificus Bos, OFM Cap ditunjuk sebagai Prefek Apostolik Kalimantan yang pertama, dan para missionaris Kapusin pun tiba di Singkawang pada 30 November 1905. Pada 13 Maret 1918, status Prefektur Apostolik meningkat menjadi  Vikariat Apostolik, dan sehari kemudian mengangkat Mgr. Giovanni Pacificus Bos, OFM Cap sebagai Vikaris Apostolik Kalimantan.

Pada 11 Desember 1931, Mgr. Pacificus Bos, mengangkat Pater Fulgentius J. Koning, OFM Cap, sebagai pastor Paroki Sintang yang pertama. Ia tiba bersama dua orang Suster SMFA (Suster Misi Fransiskan Santo Antonius), yaitu Sr. Xaveria (Getruda Thorborg) dan Sr. Bernadette (Getruda de Jong) pada 1 Januari 1932. Namun pada 30 Mei 1936, Pastor Fulgentius, OFM Cap ditugaskan untuk menata rumah sakit lepra di Singkawang dan tugasnya di paroki digantikan oleh Pastor David JMC van de Made, OFM Cap.

Pada 4 April 1939, tiga missionaris Monfortan (SMM) tiba di pelabuhan Pontianak, dan Pastor L’Ortye diangkat sebagai pemimpin Misi Monfortan, yang mempunyai wilayah dari Sintang sampai Kapuas Hulu. Tahun 1942, ketika pecah Perang Dunia II, para Pastor, Bruder dan Suster dikumpulkan dan ditahan di Kamp Tahanan Kucing (Serawak). Hanya dua orang Pastor yang mendapat ijin melayani umat selama perang, yaitu Pastor Bong dan Pastor Adikarjana. Mereka berdua mengambil alih tugas dari 32 orang Pastor, 40 orang Bruder dan 123 orang Suster yang ditahan.

 

Baru pada tanggal 4 Desember 1945 para misonaris tersebut dipulangkan ke Pontianak dan pada Maret 1946, diperkenankan pergi ke tempat tugas masing-masing. Stasi Nanga Serawai, yang terletak di Hulu Melawi, didirikan pada tahun 1947 dan dua tahun kemudian 2 stasi baru dibuka, yaitu di Nanga Pinoh dan Nanga Beloh. Dekrit Kongregasi Propaganda Fidei, 11 Maret 1948, menetapkan wilayah Sintang menjadi Wilayah Gerejani yang berdiri sendiri, menjadi Prefektur Apostolik dengan Prefeknya yang pertama Mgr. Lambertus van Kessel, SMM. Tahun 1948 ini juga menjadi tahun yang sangat bersejarah bagi orang Dayak, dengan ditahbiskannya Pastor Aloysius Ding di Seminari Ledalero, Flores. Ia adalah orang Dayak pertama yang menjadi Pastor.

 

Pada 23 April 1956, status Prefektur Apostolik Sintang berubah menjadi Vikariat Apostolik, dan 3 Januari 1961 menjadi Keuskupan Sintang. Setelah memimpin selama 25 tahun wilayah gerejani ini, pada Agustus 1973 Mgr. L. van Kessel, SMM mengundurkan diri. Mgr. Isak Doera meneruskan penggembalaan umat Keuskupan Sintang sejak tahun 1976 sampai 1996 dan dilanjutkan oleh Mgr. Agustinus Agus, mulai tahun 1999 sampai 2014. Paus Fransiskus mengangkat Mgr. Samuel Oton Sidin OFM Cap. untuk memimpin Keuskupan Sintang sejak tahun 2016 sampai saat ini.

Informasi

Keuskupan Sintang

Jl. Kelam No.88, Tj. Puri, Kec. Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat 78615

Ikuti Kami

November 2023
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930