Pada Mei 1935, dua misionaris, yakni Pater Van der Heyden, SVD dan Pater Johannes Kersten, SVD mengunjungi Pulau Bali dan Pulau Lombok. Pater Van der Heyden menetap di Sorong Jukung, Lombok, sedangkan P. Johannes Kersten melanjutkan perjalanan ke Bali dan menetap di Denpasar pada 12 September 1935. Sebelumnya, pada Maret 1914, Pater Petrus Carolus Noyen,SVD selaku Perfek Apostolik wilayah Sunda Kecil juga pernah berkunjung ke Lombok dan Bali.
Pada hari Raya Pantekosta (6 Juni 1936), di sebuah kapel kecil yang ada di Denpasar, Pater J. Kersten, SVD menerima ke dalam persekutuan Gereja Katolik,2 orang katekis yang telah ditinggal pergi oleh pendetanya. Penerimaan ini membuka peluang untuk mengawali misi Bali di Tuka, dan pelayanan Gereja Katolik yang berkembang, terutama karena keterbukaan Gereja terhadap masyarakat setempat yang beragama Hindu dengan budaya dan tradisinya sehari-hari.
.Hubungan sosial kemasyarakatanyang sangat baik juga telah dirintis Pater Norbertus Shadeg, SVD yang mengembangkan pendididikan calon imam di Tangeb pada tahun 1953 sebelum pindah ke Tuka tahun 1956.Putra Bali pertama yang ditahbiskan menjadi imampada Juli 1969 adalah Pater Servatius Subhaga, SVD.
Sejak tahun 2008 hingga kini, Keuskupan Denpasar dipimpin oleh Mgr. Silvester Tung Kiem San yang meneruskan pendahulunya, Mgr. Benyamin Yosef Bria, SVD yang menjabat pada tahun 2000 sampai 2007. Dua uskup yang juga pernah memimpin Keuskupan Denpasar sebelumnya adalah Mgr. Vitalis Djebarus, SVD (1980 – 1998) dan Mgr. Paulus Sani Kleden, SVD (1961-1972).
Informasi
Keuskupan Denpasar
Jl. Tukad Balian No. 100
Wirasatya-Sidakarya, PO Box 3081, Denpasar Selatan 80224, Bali.