Setelah penetapan Vikariat Apostolik Batavia, untuk mengkoordinasi misi pelayanan di 8 stasi utama, yakni Batavia, Semarang, Ambarawa, Yogyakarta, Surabaya, Larantuka, Maumere dan Padang, maka pada 30 Juni 1911, diangkatlah Mgr. Liberatus Cluts, OFM Cap. sebagai Prefek Apostolik Sumatera yang berkedudukan di Kota Padang.
Mgr. Matthias Brans, OFM Cap kemudian ditunjuk menggantikan Mgr. Liberatus Cluts yang meninggal dunia pada tahun 1921. Pada tahun 1941 kedudukan Prefek Apostolik Sumatera, berpindah dari Kota Padang ke Medan hingga 1955 dan namanya berubah menjadi Vikariat Apostolik Medan dimana pada masa tersebut, sudah ada pelayanan pastoral di daerah Sibolga (1928), Pulau Samosir (1936), Lintongnihuta (1937), Seribudolok (1938), dan Nias (1939).
Pada 1 Januari 1955, Mgr. Antoine Henri van den Hurk, OFM Cap ditunjuk untuk meneruskan karya Mgr. Brans sebagai Vikaris Apostolik Medan dan pada 3 Januari 1961, sejalan dengan pembentukan Hierarki Gereja Indonesia, maka wilayah Gerejani berubah menjadi Keuskupan Agung Medan. Pada 24 Mei 1976, Mgr. A. G. Pius Batubara, OFM Cap. diangkat menjadi Uskup Agung Medan untuk meneruskan karya pastoral Mgr. Antoine Henri van den Hurk, OFM Cap.