Kolaborasi Mendukung Tata Kelola CU Indonesia

“Pandemi Covid 19, selain berdampak negatif dan tentu tidak kita harapakan, juga telah memberi kemudahan bagi kita untuk mengadakan pelatihan dan tidak seperti dulu yang perlu biaya banyak untuk berkumpul secara offline.” Demikian ungkap Rm. Fredy Rante Taruk, Direktur Eksekutif Caritas Indonesia (Yayasan KARINA-KWI) dalam sambutan pembuka kegiatan Pelatihan Manajemen Keuangan bagi Pengurus, Pengawas & Komite Credit Union (CU).

Tak kurang dari 125 peserta yang berasal dari 24 Keuskupan di seluruh Indonesia tekun mengikuti rangkaian 6 pertemuan pada 25 – 27 Februari dan 4 – 6 Maret 2022 yang lalu. Mereka yang mengikuti pelatihan ini adalah para Pengurus, Pengawas dan Komite dari Lembaga-lembaga Credit Union yang bernaung di bawah payung Gereja Katolik di Indonesia.

Setelah bersama-sama melakukan Pre-Test pada hari pertama, para peserta mendapat penyegaran tentang Prinsip Dasar Manajemen Keuangan CU, sementara materi pada hari kedua dan ketiga berpusat pada penyajian akun-akun penting dalam laporan keuangan CU sesuai standar akuntasi dan Analisis keuangan CU khususnya pada perlindungan, struktur keuangan yang efektif, kualitas aset, tingkat pengembalian, likuiditas dan tanda-tanda pertumbuhan (PEARLS).

Rm. Fredy Rante Taruk, Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, memberikan sambutan pembuka pelatihan. (Foto: Ishack Sonlay/Caritas Indonesia)

Pada pertemuan hari keempat, kelima dan keenam, para peserta makin dicerahkan dengan pembekalan seputar kebijakan aset, perencanaan anggaran, monitoring, evaluasi anggaran, capaian kinerja. Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan Post-Test untuk mengukur sejauh peserta memahami semua materi yang diberikan.

CU dan Institusi Katolik

Pelatihan ini adalah hasil kerjasama antara Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi, Konferensi Waligereja Indonesia (PSE-KWI), Caritas Indonesia, Universitas Sanata Dharma-Yogyakarta, Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya-Makassar, Unika St. Thomas-Medan, Unika De La Salle- Manado dan Unika Widya Mandala-Surabaya.

Para fasilitator pelatihan ini adalah para pengajar di Unika Widya Mandala, yakni Elisabeth Supriharyanti, Cicilia Erna Susilawati dan Yohanes Harimurti. Selain itu, ada juga Kunradus Kampo dan Robert Jao dari Unika Atma Jaya, Makassar.

Sebagian peserta pelatihan yang berasal dari 24 keuskupan di Indonesia (Foto: Ishack Sonlay/Caritas Indonesia)

Dukungan Gereja Katolik Indonesia, melalui PSE-KWI dan Caritas Indonesia, dalam pengembangan ekonomi masyarakat bukanlah hal yang baru. Gerakan CU diperkenalkan di Indonesia oleh Pater Karl Albercht Karim Arbie SJ, Pater John Djikstra SJ, Pater Frans Lubbers, OSC, FX. Bambang Ismawan dan beberapa orang lain selepas mereka menghadiri Seminar “Community Development and Credit Union” di Bangkok pada tahun 1963.

Gerakan ini makin berkembang setelah pada tahun 1970, KWI (pada masa itu bernama Majelis Agung Waligereja Indonesia/MAWI) menerimanya sebagai sarana pendukung pemberdayaan ekonomi rumah tangga (umat).

Dukungan Caritas

Konfederasi Caritas, dalam prinsip kerja ke-9 menyebut, “Bila memungkinkan, kita memberdayakan sumber daya dan produk lokal serta mendukung perekonomian lokal, dimanapun hal ini memungkinkan, sejauh tidak menguras pasokan atau menyebabkan inflasi yang luar biasa.”

Caritas membantu masyarakat mengembangkan dan mewujudkan potensi mereka sepenuhnya, sehingga mereka mampu mengontrol dan secara efektif memanfaatkan sumber daya lokal mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Melalui pengembangan dan pemberdayaan manusia yang integral, Caritas mendukung komunitas lokal yang aktif dan kuat dengan anggota-anggota yang berperan penting dalam masyarakat.

Pemberdayaan ekonomi lokal umat melalui jaringan Caritas-PSE di Keuskupan memang diperlukan sambil mengingat prinsip kerja ke-5, yakni “anggota-angota Caritas menentukan prioritas-prioritas operasional dan program-program serta tidak membiarkan diri digunakan sebagai instrumen untuk kepentingan ekonomi atau politik nasional atau asing, terutama bila itu tidak sesuai dengan Ajaran Gereja Katolik.”

No Comments

Post A Comment