
02 Feb Langkah TSKKM di Kaki Gunung Semeru
Tim Solidaritas Kemanusiaan Keuskupan Malang (TSKKM) telah melakukan respon darurat kebencanaan sejak munculnya awan panas guguran (APG) Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 yang lalu hingga saat ini. Dalam koordinasi bersama Caritas Indonesia, dalam waktu 1 x 24 jam tim tanggap darurat dari TSKKM sudah bergerak menuju ke lokasi terdampak paling parah, Kecamatan Pronojiwo dan berkoordinasi dengan 2 gereja yang terdekat dengan lokasi yakni di Lumajang dan di Tumpang.
Respon cepat Gereja Katolik dengan kehadiran tim TSKKM dikuatkan oleh surat amanat yang dikeluarkan oleh Bapa Uskup Keuskupan Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm. Surat Amanat Nomor 173/Uskup-KM/XII/2021 resmi dikeluarkan oleh keuskupan sebagai penegasan akan penugasan TSKKM untuk segera menyelenggarakan tindakan darurat terkait dan yang diperlukan untuk merespon letusan Gunung Semeru, termasuk mendirikan dua pos kemanusiaan utama di Paroki ‘St. Maria diangkat ke Surga’ (Lumajang) dan Paroki ‘St. Maria Ratu Surga’ (Tumpang).

Staf TSKKM berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur di kantor Kecamatan Pronojiwo. (Foto: TSKKM/Caritas Indonesia)
Selain menyalurkan dana tanggap darurat awal sebesar Rp. 100.000.000,00 untuk mendukung tanggap darurat yang dilaksanakan oleh Keuskupan Malang, Caritas Indonesia bersama TSKKM juga memobilisasi relawan dari keuskupan-keuskupan untuk mengupayakan bantuan kemanusiaan serta melakukan kajian kebutuhan di lokasi-lokasi berisiko tinggi di kawasan bencana untuk mendapatkan hasil yang komprehensif sebagai rekomendasi intervensi bantuan kemanusiaan lanjutan.
TSKKM dalam koordinasi bersama Caritas Indonesia melaksanakan program kemanusiaan: Mendukung Evakuasi Mandiri dan Kebutuhan Dasar Masyarakat Terdampak Erupsi Semeru di Daerah Rawan Bencana I. Program yang berlangsung sejak terjadinya guguran awan panas Gunung Semeru ini merupakan respon awal Caritas Indonesia bersama TSKKM untuk membantu komunitas yang tinggal di kawasan berisiko tinggi bencana di sekitar gunung tersebut.

Foto bersama TSKKM dan Sekda Kabupaten Lumajang seusai melakukan konsultasi program kemanusiaan. (Foto: TSKKM/Caritas Indonesia)
Setelah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur dan Posko Utama Kabupaten Lumajang, maka TSKKM bersama Caritas Indonesia diberi mandat untuk menemani warga berisiko tinggi di kawasan rawan bencana Semeru, di Kecamatan Pronojiwo, khususnya Desa Supiturang dan Desa Oro Oro Ombo.
TSKKM bersama Caritas Indonesia terus bergerak menemani komunitas berisiko tinggi kawasan rawan bencana (KRB) di Desa Supiturang. Capaian yang telah diperoleh diantaranya, telah terbentuknya struktur Tim Siaga Bencana pada komunitas dampingan, tersedianya peta evakuasi yang disusun mandiri dan partisipatif, serta tercapainya verifikasi data 200 KK penerima manfaat keluarga siaga bencana.

Relawan Caritas bersama warga Desa Supiturang di pos siaga bencana. (Foto: TSKKM/Caritas Indonesia)
Respon kemanusiaan yang dilakukan oleh TSKKM bersama Caritas Indonesia adalah sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam kerangka kerja strategis Caritas Internationalis 2019 – 2023 dalam kebencanaan, yakni menyelamatkan nyawa, mengurangi risiko dan menata kembali komunitas.
Sebelumnya, pada 5 Januari 2022, TSKKM telah mendistribusikan 20 paket siaga bencana kepada 20 kelompok dampingan di Desa Supiturang. Tiap paket terdiri atas barang-barang berupa pengeras suara, rompi, peluit, senter, alat komunikasi, kotak P3K, tas siaga bencana, jas hujan dan kacamata pelindung. Mereka yang tergabung di 20 kelompok itu adalah para remaja masjid, penggerak masyarakat, ketua RT, kepala dusun dan menamakan dirinya “Nggelendang Semeru” (sabuk yang melindungi Semeru).
No Comments