
13 Oct MEMBANGUN CARA BERPIKIR BARU
Caritas PSE Keuskupan Banjarmasin bersama Caritas Indonesia, belum lama ini mengadakan Lokarya tiga dimensi dasar program Penemanan Keuskupan (Diocesan Accompaniment/DA). Dilaksanakan pada tanggal 5 – 9 Oktober 2021 di Wisma Sikhar, lokakarya ini menghadirkan fasilitator dari Caritas Indonesia, yakni Rm. Fredy Rante Taruk (Direktur Eksekutif Caritas Indonesia), Doni Akur (Koordinator Divisi DA) dan Fransiska Simbolon (Staf Divisi DA).

Fransiska Simbolon memberikan pengantar penerapan Metode ABCD (Foto: Caritas Indonesia)
Lokarya penguatan tiga dimensi dasar (identitas, struktur, konteks), yang diikuti oleh para Imam Kuria, 4 Ketua Dekenat, 14 Pastor Paroki serta para Ketua Komisi dan Unit Dewan Karya Pastoral Keuskupan ini dilengkapi dengan pembekalan dan pemahaman utuh tentang identitas Caritas dalam tubuh Gereja Katolik beserta kerangka kerja strategisnya. Kegiatan yang didukung oleh Caritas Australia ini dilangsungkan dengan metode asset based community development (ABCD)
“Metode ABCD ini baru pertama kali dilakukan di Keuskupan Banjarmasin dan akan sangat baik jika ke depannya bisa kembangkan untuk kegiatan pendampingan di Keuskupan lain,” ujar Fransiska Simbolon, fasilitator dari Caritas Indonesia. Metode ini berfokus pada kekuatan, kemampuan, peluang, bakat, dan keahlian sebagai landasan. Membangun kekuatan dari apa yang dimiliki dan membangunnya dari sana, dengan kata lain, ini adalah pengembangan dari dalam ke luar atau memunculkan “talenta-talenta” yang tersembunyi.

VikJen Keuskupan Banjarmasin, Rm Albertus Jamlean, MSC., berdiskusi bersama Rm. Ruben B. Moruk, OFM., Rm. FX. Sumantoro, MSF., Bp. Hari dari Seksi DKP., dan Rm. A. Karyono, CM. (Foto: Caritas Indonesia)
Direktur Caritas-PSE Keuskupan Banjarmasin, RD. Damianus Ama Kii, mengatakan bahwa sepanjang proses lokakarya tersebut, semua peserta terlibat aktif dalam dinamika diskusi dan kerja kelompok menggali nilai-nilai pastoral sosial kemanusian. “Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tahu menjadi lebih memahami. Kegiatan ini membangun cara berpikir baru bagi kami.”

Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, Rm. Fredy Rante Taruk, memberikan pemahaman identitas CARITAS. (Foto: Caritas Indonesia)
Penguatan tiga dimensi dasar keuskupan dengan sendirinya akan memperkokoh fondasi akuntabilitas dan profesionalitas pelayanan-pelayanan keuskupan di berbagai bidang, termasuk dalam bidang pengurangan risiko bencana (PRB) dan tanggap darurat, kerja-kerja kemanusiaan lainnya. “Kami sungguh menaruh harapan, agar Caritas-PSE Keuskupan Banjarmasin dapat menjadi sarana untuk mewujudkan kasih Allah, sebagaimana orang Samaria yang baik hati,” ungkap Romo Dami.
No Comments