
14 Sep Banjir Kalimantan Tengah: 13 Kecamatan Terdampak
Setidaknya ada 13 kecamatan yang terdampak oleh banjir yang melanda wilayah Kalimantan Tengah sejak Rabu 8 September 2021. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 15.911 keluarga dengan 25.443 jiwa telah terdampak oleh banjir yang juga menghanyutkan 15.439 unit rumah, 67 unit tempat ibadah, 78 unit fasilitas pendidikan, 36 unit fasilitas kesehatan, 40 unit perkantoran dan 19 pos PPKM. Secara keseluruhan, banjir ini telah merendam 794.100 hektar luas wilayah.
Sejumlah wilayah kecamatan yang terdampak diantaranya adalah Bukit Raya, Katingan Hulu, Petak Malai, Marikit, Sanaman Mantikei, Katingan Tengah, Pulau Malan, Tewang Sangalang Garing, Katingan Hilir, Tasik Payawan, Kamipang, Katingan Kuala, dan Mendawai.

Sebagian wilayah di Kabupaten Katingan yang terdampak banjir. (Foto: Caritas Palangka Raya/Caritas Indonesia)
Pemerintah Kabupaten Katingan telah menetapkan status tanggap darurat banjir sejak 24 Agustus hingga 23 September 2021. Banjir ini memaksa setidaknya 112 jiwa mengungsi. Kepala Bidang Pencegahan BPBD Kabupaten Katingan, Andi B. Baron mengatakan, bahwa para korban mengungsi karena rumah mereka tidak bisa ditempati.
BPBD Katingan telah mendirikan tenda pengungsian di 4 titik yakni 2 tenda di Kelurahan Kasongan Lama, 1 tenda di Desa Banut Kalanaman, dan 1 unit tenda di Desa Petak Bahandang, Kecamatan Tasik Payawan.
“Untuk data sementara, total pengungsi sampai saat ini yang tersebar di titik pengungsian sebanyak 112 jiwa. Namun, pendataan akan terus kami lakukan dan kemungkinan masih bertambah,” ujar Andi.

Relawan Caritas Palangka Raya mendistibusikan bantuan kemanusiaan. (Foto: Caritas Palangka Raya/Caritas Indonesia)
Andi menghimbau, masyarakat meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan. Ini penting untuk mengamankan anggota keluarga, termasuk harta benda. Andi juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap aliran listrik dan kabel yang terendam air.
“Banjir ini memang menjadi semakin berat, mengingat masyarakat juga menghadapi pandemi Covid-19, sehingga di pengungsian, atau dalam usaha penanganan banjir ini, masyarakat hendaknya memperhatikan juga protokol kesehatan,” tambah Andi.
Di beberapa desa, air mencapai atap rumah warga, termasuk rumah ibadah. Moda transportasi yang digunakan untuk mencapai desa yang terendam banjir adalah Sampan (Klotok).

Kesibukan Relawan Caritas Palangka Raya di dapur umum. (Foto: Caritas Palangka Raya/Caritas Indonesia)
Saat ini, Caritas Keuskupan Palangka Raya terus berusaha mengumpulkan informasi dari paroki-paroki yang terdampak dan telah membuka posko darurat dan dapur umum, termasuk Paroki Maria Bunda Karmel Kasongan dan Paroki Santo Josef Freinademetz Telok Katingan. Tanggap darurat Caritas Palangka Raya ini terus dilakukan dalam koordinasi Caritas Indonesia melalui Tim Emergency Rensponse (ER).
No Comments