KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT GUNUNG MERAPI (LEVEL 3)

 

PROGRAM : TANGGAP DARURAT GUNUNG MERAPI (LEVEL3)
LOKASI : PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA & PROVINSI JAWA TENGAH, INDONESIA
PERIODE PELAPORAN : 8 – 11 November
NOMOR SITREP : 02
DIKIRIM OLEH : Caritas Indonesia

 

GAMBARAN SITUASI

Pada 8 November 2020, Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Indonesia (BPPTKG), menetapkan status bahaya bagi daerah dalam radius 5-10 km dari puncak Gunung Merapi. Dalam radius ini, Terdapat beberapa area yang berpotensi terancam oleh gas beracun, awan panas atau lava pijar dari letusan. Daerah-daerah tersebut terletak di 4 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini, 4 kabupaten tersebut menetapkan status tanggap darurat, yaitu:

  1. Kabupaten  Magelang (Jawa Tengah), masa tanggap darurat ditetapkan sejak tanggal 6-30 November 2020
  2. Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), kesiapsiagaan darurat dimulai pada tanggal 5 November-31 Desember 2020
  3. Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) masa tanggap darurat mulai tanggal  5 – 30 November 2020
  4. Kabupaten Klaten (Jawa Tengah) masa tanggap darurat mulai tanggal 10 – 17 November 2020, masih ada kemungkinan untuk diperpanjang jika kondisi memburuk.

Evakuasi warga terdampak masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD (Badan  Penanggulangan Bencana Daerah) di 4 kabupaten. Prioritas diberikan kepada kelompok rentan yang tinggal  di wilayah  Rawan Bencana III/KRB I Rawan Bencana area II. Di Kabupaten  Magelang,  sebanyak 812 jiwa dari Daerah Rawan Bencana/KRBIII dievakuasi ke 9 lokasi yang lebih aman. Di Kabupaten Boyolali 233 jiwa yang merupakan kelompok rentan dievakuasi ke kamp-kamp pengungsian sementara. Di Kabupaten Klaten terdapat 175 warga terdampak yang tinggal di radius 6-7 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Di Kabupaten Sleman, tidak hanya  kelompok rentan yang mengungsi, kelompok usia produktif juga  mengevakuasi diri, karena anggota keluarganya. Selain itu, pemerintah kabupaten juga  menutup tempat wisata dan mengevakuasi ternak warga.

Berdasarkan informasi yang dibahas dalam rapat koordinasi organisasi anggota Forum Kemanusiaan Indonesia di Yogyakarta pada 10 November 2020, mereka menyikapi dua poin penting dalam membangun kesiapsiagaan:

  1. Karakter Gunung Merapi (prediksi berdasarkan data pemerintah): Skenario erupsi tidak akan seperti kejadian tahun 2010 (area aman 20 KM) saat Gunung Merapi meluncurkan awan panas hingga radius 14 Km, namun lebih dekat ke tahun 2006 di mana letusan awan panas hanya mencapai radius 7 Km.
  2. Hal penting yang harus diperhatikan saat mendampingi pengungsi adalah selalu mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan demi mencegah penyebaran virus COVID-19. Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat ke-4 dari 34 provinsi dengan kasus terjangkit COVID-19  di Indonesia. Kabupaten  Magelang  merupakan salah satu tempat dengan risiko tinggi  COVID-19, sedangkan Klaten, Boyolali  and dan Sleman masuk kategori risiko sedang.

 

RESPON CARITAS

  1. Caritas Keuskupan  Agung Semarang (KARINAKAS)) telah mengaktifkan 6 dari 11 paroki lingkar Merapi, dan 1 seminari tinggi Kentungan dan biara-biara yang terletak dalam radius aman (>15Km) untuk menerima pengungsi di tempat-tempat evakuasi jika status Merapi telah mencapai tingkat tertinggi (IV).
  2. KARINAKAS telah mengaktifkan relawan keuskupan, Komunitas Dokter Katolik, serta telah  terlibat aktif dalam Forum DRR lokal Yogyakarta.
  3. 35 relawan KARINAKAS telah bekerja sama dengan masyarakat, dan 10 relawan inti telah bekerja sama dengan KARINAKAS dan telah menyediakan 1 unit mobil Ambulans untuk keadaan darurat.

 

KOORDINASI

  1. Caritas Indonesia telah berkoordinasi dan mendampingi  KARINAKAS dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan bagi 7 paroki.
  2. Caritas Indonesia dan KARINAKAS berkoordinasi dengan Humanitarian Forum Indonesia (konsorsium organisasi kemanusiaan berbasis iman Indonesia) untuk menyiapkan rencana tanggap darurat untuk mengantisipasi segala. kemungkinan yang mungkin terjadi dan menyusun rencana respons bersama (Koordinasi 3W).
  3. Caritas Indonesia telah melakukan rapat koordinasi dengan CIMOSthdi Tanah Air pada 10 November2020. Caritas Jerman, Caritas Australia, Caritas Italiana, Caritas Switzerland, CORDAID, dan CRS menghadiri pertemuan tersebut.  Hasil koordinasi antara lain sebagai berikut:  CORDAID menawarkan tempat evakuasi bagi warga terdampak yang memenuhi protokol kesehatan standar untuk meminimalisir penularan virus COVID-19 selama proses evakuasi. Sementara itu, Caritas Germany menawarkan kolaborasi dalam skema kesiapsiagaan dan respons.

 

MEDIA DAN KOMUNIKASI

Peta wilayah rawan bencana Keuskupan Agung Semarang https://drive.google.com/file/d/1SN3-jm9Sop4IHBgZVzkbZCYYKzlVtSO5/view?usp=sharing

 

KONTRIBUSI

Berdasarkan data dan informasi yang sudah dihimpun dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), organisasi anggota HFI dan relawan KARINAKAS di paroki, Caritas Indonesia akan lebih fokus pada kebutuhan kelompok rentan seperti masker,  kasur, selimut,  makanan bergizi dan vitamin serta penginapan yang memadai untuk wanita hamil, bayi, dan orang tua dengan kondisi memiliki daya tahan yang lebih rentan terhadap  COVID-19.

 

NARAHUBUNG

Leonardus Depa Dey (KOORDINATOR ER-DRR CARITAS INDONESIA)

Email: depadey@karina.or.id

Telepon : +62 813-8344-8757

Aryo Saptoaji (STAFF KOMUNIKASI ER-DRR CARITAS INDONESIA)

Email: aryo@karina.or.id

Telepon: +62 822-1467-3822

 

================================================================================

 

No Comments

Post A Comment