Berdaulat atas Air: Kunjungan Caritas Nepal ke Maumere

Pemanasan global dan perubahan iklim bukan lagi isapan jempol. Bagi para petani di Desa Magepanda dan Rereroja, di Kabupaten Sikka, keadaan ini mempengaruhi banyak hal. Mulai dari suhu udara yang meningkat, berubahnya masa tanam, sampai semakin menipisnya persediaan air tanah. Seturut dengan hal itu, Caritas PSE Maumere menerapkan program pengurangan risiko bencana untuk menghadapi ancaman karena perubahan iklim di masyarakat dampingan mereka. Pengalaman dan praktik baik mereka dalam mendorong masyarakat untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim ini yang menjadi dasar dari Caritas Nepal untuk melakukan kunjungan belajar ke Maumere pada tanggal 26-27 Februari 2020. Kunjungan ini merupakan salah satu kegiatan dari Proyek PEACH II yang dilaksanakan oleh Caritas Nepal yang bekerjasama dengan EU EA-CEA dan Caritas Austria.

Laxmi Joshi, Manajer Program Manajemen Bencana Caritas Nepal, mengatakan, “perubahan iklim ini menjadi perhatian kita semua. Caritas Nepal bersama dengan pemerintah setempat dan masyarakat memprioritaskan upaya-upaya mengurangi dampak dari perubahan iklim ini. Misalnya dengan mengedukasi dan mengadvokasi masyarakat dampingan untuk menjaga lingkungan dengan melakukan penanaman kembali di daerah-daerah hijau. Tujuannya agar dapat menyimpan banyak air dan mencegah terjadinya longsor di musim penghujan.” Lebih jauh ia mengatakan bahwa Caritas Nepal juga ingin mendapat pengetahuan baru atas upaya-upaya pengurangan risiko bencana yang dilakukan oleh Caritas Indonesia bersama dengan Caritas PSE Maumere.

Yuven Wangge, Staf Caritas PSE Maumere, menjelaskan tentang kegiatan adaptasi perubahan iklim kepada Caritas Nepal (Foto: YB).

 

Selama kunjungannya di Indonesia, tujuh orang staf Caritas Nepal mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan staf Caritas PSE dan Kepala Desa Rereroja beserta jajarannya. Mereka juga bermalam di Desa Magepanda untuk dapat menggali lebih banyak informasi dari masyarakat dampingan Caritas PSE Maumere ini. Dalam diskusi yang sangat cair, masyarakat setempat membagikan pengalaman dan praktik baik mereka kepada para tamu, tentang bagaimana menangkap dan menyimpan air hujan dengan sumur-sumur jebakan. Dengan adanya sumur-sumur jebakan ini, terbukti bahwa sumur-sumur bor yang mereka miliki tidak kering pada saat musim panas tiba. Mereka masih tetap dapat menggunakan dan mengkonsumsi air sumur, baik pada saat musim panas maupun penghujan.

“Kami awalnya tidak percaya ketika Caritas melatih kami untuk menyimpan air dengan sumur jebakan. Namun setelah kami coba dan kami lihat sendiri hasilnya, kami baru percaya. Mulanya kami hanya membangun 20 sumur jebakan saja. Sekarang ini, sudah direplikasi hampir tiga kali lipat dan mendapat dukungan dana dari pemerintah desa. Kami sangat terbantu untuk dapat memanfaatkan air, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk tanaman dan ternak kami,” kata Anselmus Raja, Ketua Kelompok Peduli Lingkungan Magepanda, pada saat membagikan pengalamannya kepada Caritas Nepal.

Caritas Nepal dan Caritas PSE Maumere berfoto bersama Pemerintah Desa Rereroja (Foto: YB).

 

Praktik pemanfaatan sumur jebakan ini dikenal dengan konsep 3R, yaitu recharge (mengisi), retention (menyimpan) dan reuse (menggunakan kembali). Tujuannya untuk memperbaiki area tangkapan air dengan cara mengelola air hujan yang masuk ke dalam tanah. Caritas Indonesia bersama dengan Caritas PSE Maumere mengembangkan konsep ini pada saat Program Kemitraan untuk Ketangguhan dilaksanakan beberapa waktu yang lalu.

Inovasi sumur jebakan ini mendapat perhatian tersendiri bagi para staf Caritas Nepal. Dengan metode yang sederhana dan biaya yang sangat terjangkau, masyarakat mampu berstrategi dalam mengelola air hujan dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup mereka di masa-masa krisis air. Mereka berharap, melalui Caritas Indonesia, Caritas PSE Maumere sudi untuk membagikan praktik baik ini kepada mereka. Sehingga mereka dapat mempelajari dan mereplikasi teknologi sederhana ini di wilayah-wilayah dampingan mereka yang mengalami kekurangan air. ■ (YB)

Shova Koirala, Laxmi Joshi, dan Sharmila Pun, Staf Caritas Nepal, mengenakan kain adat dan berpose dengan Van Paji Pesa, Staf Caritas Maumere (Foto: YB).

 

Staf Caritas Nepal berfoto bersama Bapak Anselmus Raja (berkaos putih) beserta keluarganya (Foto: YB).

No Comments

Post A Comment