
24 May Pengurangan Risiko Bencana
Dalam serangkaian konsultasi KARINA dengan Keuskupan-keuskupan pada tahun 2012-2013, disampaikan pentingnya memberi perhatian untuk menjawab kebutuhan orang miskin yang menderita dari berbagai sektor kehidupan yang tidak adil. Termasuk di antara mereka adalah dalam bidang ekonomi, sosial-politik, lingkungan dan teknologi. Keprihatinan ini secara eksplisit dirumuskan dalam isu-isu strategis dari berbagai konteks dan situasi di wilayah keuskupan masing-masing. Ada 4 isu strategis utama, yang dirangkum dari berbagai konteks dan latar belakang, yakni:
- Bagaimana meningkatkan akses dan perlindungan ketangguhan masyarakat miskin di daerah rawan bencana dalam mata pencaharian mereka,
- Bagaimana memastikan orang miskin tersebut mendapatkan akses pelayanan publik lewat keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan dan mengelola risiko bencana pada berbagai tingkatan,
- Bagaimana mendorong kedaulatan masyarakat miskin dalam pengelolaan lingkungan dan lahan,
- Bagaimana mengembangkan kemampuan lembaga KARINA sebagai animator, fasilitator dan coordinator bagi program-program Caritas Keuskupan dalam mengimplementasikan peran mereka dalam kegiatan pastoral kepada orang miskin.
Isu-isu strategis di atas menyatakan perhatian KARINA didasarkan atas konteks setiap Keuskupan. Isu-isu tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk yang lebih operasional. Untuk mencapai tujuan dalam menjawab isu-isu tersebut, KARINA dan Keuskupan-keuskupan sepakat untuk menjawabnya dalam pengembangan program, advokoasi-koordinasi-pembangungan jaringan dan peningkatan kapasitas lembaga. Sesuai dengan mandatnya, KARINA mengembangkan program untuk membantu Caritas Keuskupan dan jaringannya dalam mendampingi masyarakat miskin di wilayah mereka masing-masing. Target perubahan di tingkat masyarakat adalah kemampuan institusi yang mencukupi serta partisipasi dan komitmen masyarakat dalam proses identifinasi masalah mereka. KARINA dan Keuskupan-keuskupan menyepakati konsep penguatan ketangguhan (resiliensi) yang diterjemahkan dalam kegiatan program masing-masing Keuskupan untuk mencapai target-target yang akan dicapai masyarakat yang didampinginya.

Forum Direktur & Pertemuan Tahunan Caritas Indonesia 2015
Adapun sasaran yang akan dicapai dalam pengembangan program ini adalah sebagai berikut:
Sasaran Umum:
Masyarakat miskin di daerah rawan bencana lebih tangguh (resilien) untuk mengantisipasi risiko, mampu mentransformasi, beradaptasi dan mengatasi serta pulih kembali dari guncangan mereka secara bermartabat.
Sasaran Khusus:
- Penguatan kemampuan komunitas miskin dan intervensi kegiatan yang mempromosikan ketangguhan (resiliensi) masyarakat di daerah paling rawan bencana dalam mengidentifikasi ancaman dan memitigasi risiko-risikonya.
- Penguatan jaringan Caritas di Indonesia untuk melibatkan komunitas dalam membagikan praktik-praktik baik mereka dan mempromosikan konsep ketangguhan (resiliensi), dan jika memungkinkan mereplikasi keberhasilan tersebut ke jaringan Caritas lain di Indonesia dan pihak-pihak lain.
- Penguatan kapasitas lembaga dalam memfasilitasi masyarakat miskin dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana aksi komunitas.
Rencana strategis program tersebut diimplementasikan lewat kegiatan-kegiatan proyek KARINA bersama dengan Caritas Keuskupan, sebagai berikut:

Budidaya organik di Sintang
PEMBANGUNAN KETANGGUHAN MASYARAKAT DI SINTANG DAN REGIO NUSA TENGGARA
Nama Proyek Kegiatan:
Proyek Penguatan Ketangguhan Masyarakat di Sintang dan Regio Nusa Tenggara (Nusra)
Lokasi Proyek:
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Regio Nusa Tenggara, Provinsi NTT dan NTB.
Periode Proyek:
01 Juli 2015 – 30 Juni 2018
Sasaran Umum Proyek:Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Ketangguhan masyarakat di daerah rawan bencana dikuatkan sehingga mereka dapat memperoleh kembali martabat mereka.
Sasaran Khusus Proyek:
- Kemampuan konservasi hutan dan menjaga akses tanah dan hak-hak atas tanah oleh masyarakat di 5 desa di berbagai wilayah Keuskupan Sintang dikuatkan.
- Kapasitas institusi Keuskupan anggota region Nusa Tenggara (Sintang, Ende, Maumere, Larantuka, Kupang, Atambua, Weetebula) untuk membangun komunitas yang tangguh di wilayahnya meningkat.
- Pengalaman dan praktik-praktik baik tentang penguatan ketangguhan masyarakat dibagikan dan direplikasi di dalam jaringan Caritas di Indonesia.

Pembuatan pupuk organik oleh warga Sungai Putih
Hasil yang akan dicapai:
- Terbentuknya lembaga masyarakat di Desa Tambak (Sintang) yang berperan aktif dalam pengelolaan promosi ekowisata yang berkelanjutan.
- Masyarakat petani di 4 dusun (Sungai Putih, Langsat Baru, Jangkang dan Tapang Mada) mengolah lahan nganggur untuk peningkatan pendapatan sambil melestarikan hutan adat mereka.
- Masyarakat di 4 dusun tersebut mendapatkan surat kepemilikan tanah adat mereka.
- Kapasitas fasilitator komunitas dalam pengelolaan risiko bencana berbasis masyarakat, advokasi, respon tanggap darurat, siklus pengelolaan proyek dan resolusi konflik meningkat dan mereka mampu menyusun proposal proyek kegiatan dan mengimplementasikan dalam pendampingan masyarakat mereka.
- Para fasilitator yang telah dilatih mampu merumuskan isu advokasi masyarakat dampingan dan mampu menyuarakannya dalam aksi advokasi bersama warga masyarakat.
- Para fasilitator yang telah dilatih berbagi praktik baik dan pembelajaran mereka dengan pihak lain dalam jaringan Caritas di tingkat Regio Nusa Tenggara maupun Nasional.
- Para pembaca media KARINA (website, media sosial, millist) mempublikasikan praktik-praktik baik dan pembelajaran yang telah dilakukan oleh masyarakat dan fasilitator dampingan.

Proses Pembangunan Outlet atau Lubang Buang Biogas
PEMBANGUNAN KETANGGUHAN MASYARAKAT DI REGIO JAWA
Nama Proyek Kegiatan:
Proyek Penguatan Ketangguhan Masyarakat di Regio Jawa
Lokasi Proyek:
Wilayah Keuskupan Regio Jawa (Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah DI Yogyakarta dan Jawa Timur)
Periode Proyek:
01 Juli 2014 – 30 Juni 2017
Sasaran Umum Proyek:
Ketangguhan masyarakat di daerah rawan bencana dikuatkan sehingga mereka dapat memperoleh kembali martabat mereka.
Sasaran Khusus Proyek:
- Kapasitas dan intervensi komunitas di daerah yang paling rawan bencana yang mempromosikan ketangguhan masyarakat, dengan mengidentifikasi ancaman dan aksi mitigasinya dikuatkan.
- Jaringan Caritas semakin mampu terlibat di dalam pendampingan komunitas untuk menyuarakan dan membagikan praktik baik tentang upaya-upaya mereka mempromosikan konsep ketangguan dan jika memungkinkan mereplikasinya ke para pemangku atau pihak-pihak lain yang lebih luas.
- Kapasitas institusi untuk mengimplementasikan rencana aksi komunitas untuk pengembangan ketangguhan dikuatkan.

Lokalatih MEAL bagi para fasilitator
Hasil yang akan dicapai:
- Adanya peningkatan staff dan fasilitator Caritas Keuskupan dalam memfasilitasi masyarakat dampingan untuk menyusun rencana aksi dan mengimpementasikannya dengan pendekatan kegiatan yang dikelola oleh masyarakat sendiri.
- Adanya masyarakat dampingan Caritas Keuskupan yang mampu menyadari, memahami dan mengidentifikasi jenis-jenis ancaman bencana di daerahnya dan melakukan aksi untuk mitigasi ancaman tersebut.
- Staf dan fasilitator Keuskupan bersama dengan masyarakat dampingan menyuarakan dan mempromosikan pengembangan ketangguhan masyarakat kepada para pemangku kepentingan, baik internal (jaringan caritas) maupun eksternal (pemerintah, LSM dan pihak-pihak lain yang berkepentingan), dan suara mereka didengarkan oleh para pemangku kepentingan tersebut.
- Adanya kapasitas institusi KARINA dan Caritas Keuskupan yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan program pengembangan ketangguhan masyarakat yang didampingi.

Budidaya organik warga dampingan di Ruteng
KEAMANAN DAN KEDAULATAN PANGAN UNTUK KELUARGA BURUH MIGRAN
Nama Proyek Kegiatan:Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Keamanan dan Kedaulatan Pangan untuk Keluarga Buruh Migran
Lokasi Proyek:
Manggarai, wilayah Keuskupan Ruteng, Provinsi Nusa Tenggara Pr
Periode Proyek:
01 Juli 2015 – 30 Juni 2016
Sasaran Umum Proyek:
Improving food security and food sovereignty of migrant worker families  through cultivation and local food processing based on organic farming.
Sasaran Khusus Proyek:
- 8 Kelompok petani di 2 Paroki (Pagal dan Bea Nio) mampu mengaplikasikan pengetahunan dan ketrampilan mereka dalam rantai komoditas pertanian organik.
- 8 Kelompok petani di 2 Paroki (Pagal dan Bea Nio) mampu memproduksi dan mengolah makanan organic untuk memenuhi kebutuhan makan dan menjualnya sebagian.
- Kelompok dampingan memahami tentang perdagangan manusia, hak-hak dasar mereka serta dapat memenuhi kebutuhan makanan sehat, isu-isu lingkungan dan mampu beradvokasi tentangnya oleh mereka sendiri.

Teknik vertical planting oleh warga dampingan di Ruteng
Hasil yang akan dicapai:
- 8 kelompok petani dari 2 Paroki mempunyai pengetahuan dan etrampilan teknik-tekni pertanian organic (tekni penanaman, teknik pengolahan pasca panen, dan pemasaran).
- 8 kelompok petani dari 2 Paroki dapat memproduksi tanaman pangan dengan menggunakan pupuk dan pestisida alami.
- 8 kelompok petani dari 2 Paroki menyediakan sumber bahan pupuk organic dengan memelihara ternak kambing.
- 8 kelompok petani dari 2 Paroki mengolah dan mengelola demplot sebagai media belajar.
- 8 kelompok petani dari 2 Paroki mengolah hasil produksi tanaman organic menjadi makanan ringan untuk dijual.
- Kelompok dampingan mampu mengantisipasi dan menjawab masalah-masalah penjualan manusia.
- Kelompok dampingan mempunyai kesadaran tentang isu-isu lingkungan terkait dengan makanan sehat dan eksploitasi tambang.
- Anak-anak dan remaja mau menonsumsi makanan lokal yang sehat.

Budidaya karet unggul oleh warga dampingan di Serong, Kalimantan
MEMBANGUN KETANGGUHAN MASYARAKAT DI KALIMANTAN BARAT
Judul Proyek:
Membangun Ketangguhan Masyarakat di Kalimantan Barat
Periode Proyek:Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
April 2012 – Mei 2016
Tujuan Umum Proyek:
Pembangunan Ketangguhan Masyarakat lewat peningkatan kesejahteraan komunitas dengan memperhatikan keberalnjutan lingkungan.
Sasaran Khusus Proyek:
- Penguatan organisasi masyarakat
- Peningkatan sumber pendapatan anggota organisasi masyarakat
- Peningkatan kesadaran komunitas atas kepemilikan lahan dan pengelolaan sumber daya alam
- Pengelolaan proyek kegiatan berjalan secara efektif dan efisien

Panen raya di Baturaya, Kalimantan
Hasil yang diharapkan Proyek:
- Komunitas dampingan mempunyai dukungan sumberdaya dari sekurang-kurangnya 5 pemangku kepentingan dari luar dalam proses pembangunan ketangguhan.
- Pada akhir proyek kegiatan, komunitas dampingan dapat meningkatkan pendapatan mereka hingga 60 % dari pendapatan sebelum implementasi proyek.
- Pada akhir proyek, 20.000 tanaman lokal dikelola dengan baik demi keberlanjutan lingkungan.

Lokalatih resiliensi oleh para Mitra Pembangunan Ketangguhan
KEMITRAAN UNTUK PEMBANGUNAN KETANGGUHAN
Nama Proyek:
Kemitraan untuk Pembangunan Ketangguhan
Lokasi Proyek:
Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur
Periode Proyek:
01 Juni 2013 – 31 Desember 2016
Tujuan Proyek
- Melakukan persiapan administrasi yang mencakup penyediaan data komunitas, pembuatan kerangka logis proyek , pembuatan rencana kerja, penyusunan anggaran, dan pembuatan konsep program (concept note).
- Menunjuk kontak person Caritas Keuskupan Maumere yang akan membantu dalam hal persiapan proyek.
- Mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas, guna mendukung kesiapan sumber daya manusia yang akan menjadi pelaksana Proyek Partner for Resilience.

Lokalatih rumah lebih tahan angin di Maumere
Hasil yang diharapkan:
- Komunitas melakukan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana berdasarkan integrasi pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahn iklim dan tanggap darurat.
- Komunitas mampu melindungi dan memiliki kegiatan peningkatan pendapatan yang beradaptasis dan bersinergi dengan lingkungan hidup.
- Komunitas mampu mengidentifikasi elemen penting untuk mempersiapkan diri menghadapi dampak perubahan iklim dan ancaman yang disebabkan oleh degradasi lingkungan.
- Caritas Keuskupan Maumere mengimplementasikan pendekatan pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahn iklim dan tanggap darurat kepada paroki/pemangku kepentingan lain dalam jaringannya.
- Pemerintah, pimpinan gereja, dan pemangku kepentingan lainnya mengerti tentang pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahn iklim dan tanggap darurat.
- Pemerintah Kabupaten Sikka, pemimpin gereja dan pemangku kepentingan lainnya berkolaborasi untuk mengintegrasikan strategi kemitraan untuk pembangunan ketangguhan.
No Comments